Sukses

Hujan Es Turun di Daerah Tropis, Kok Bisa?

Kemarin, hujan es mengguyur wilayah Magelang, Jawa Tengah. Hal ini membuat BMKG angkat bicara soal fenomena tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali mengalami kejadian aneh. Di Magelang, hujan lebat menerjang wilayah tersebut, yang berujung pada hujan es. Hujan ini mengguyur seluruh wilayah di Kota Magelang hingga ke Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Menanggapi hal tersebut, BMKG (Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika) menjelaskan bahwa fenomena turunnya hujan es di wilayah Indonesia, yang notabene adalah daerah tropis, merupakan fenomena ilmiah yang biasa. Mengutip rilis BMKG, Rabu (25/1/2018), kejadian turunnya hujan es berdurasi singkat umumnya terjadi pada masa pancaroba musim atau pergantian musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun sebaliknya.

BMKG mengungkapkan beberapa indikasi terjadinya hujan es disertai angin kencang berdurasi singkat. Sehari sebelum hujan es, udara saat malam hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Setelah itu, mulai jam sepuluh pagi muncul awan cumulus, dan di tengah-tengah awan tersebut, terdapat satu jenis awan yang memiliki batas tepi berwarna abu-abu menjulang tinggi.

Setelah itu, awan akan berubah warna menjadi abu-abu gelap, yang dikenal dengan nama awan cumulonimbus. Saat itu, pepohonan mulai bergoyang dan apabila berada di luar ruangan, Anda akan merasakan udara dingin. Setelah itu, hujan deras akan turun secara tiba-tiba disertai angin kencang dan butiran es. Inilah bagaimana fenomena hujan es dapat terjadi.

 

Simak juga video berikut ini :

2 dari 2 halaman

Hujan Es di Daerah Tropis Tidak Hanya di Indonesia

Fenomena hujan es di daerah tropis tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Filipina, tepatnya di Pulau Mactan Dan Pinamungajan, Cebu, pernah terjadi hujan es disertai angin kencang. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2012 silam.

Menanggapi hal tersebut, pakar cuaca di Filipina, Al Quiblat, mengatakan kejadian turunnya hujan es di daerah tropis merupakan hal yang biasa.

"Karena terlalu tinggi cuaca panas, penguapan es di atmosfer meningkat dan bisa memicu terbentuknya hujan es yang menurut saya adalah apa yang terjadi di Pinamungajan,"ujar Quiblat, mengutip laman Inquirer, Kamis (25/1/2018).

Sebelumnya, tepatnya tahun 2010, badai hujan es pun pernah terjadi di Metro Manila siang hari. Quiblat menjelaskan badai hujan es dimulai ketika tetesan air hujan membeku menjadi es berukuran kecil, yang disebut nukleus.

Proses tersebut terjadi sebelum air hujan mencapai bumi. Jika butiran es tersebut menumpuk di awan, akan terjadi hujan lebat di permukaan bumi. Pada saat itulah terjadi hujan es.