Sukses

9 Dampak Musik yang Menakjubkan bagi Kesehatan

Sembilan hal ini mungkin tidak Anda sadari ketika sedang mendengarkan musik, namun sangat berdampak bagi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Musik ternyata memiliki dampak yang ajaib bagi tubuh. Apa saja?

Cek sembilan dampak dan manfaat musik bagi kesehatan berikut ini, dilansir dari Reader's Digest pada Senin (5/2/2018)

1. Lagu Favorit Bikin Tenang

Menurut studi di Ohio State University, mendengarkan musik menurunkan kecemasan pada pasien ICU. Menurut periset, musik tersebut bisa menjadi bagian yang akrab dan menghibur

2. Musik Yang Sesuai Suasana Membuat Makan Lebih Sedikit

Sebuah studi Cornell di jurnal Psychological Report meneliti bahwa sebuah restoran bernama Hardee memberikan makan malam yang indah dengan pencahayaan yang lembut dan musik jazz. Hal ini membuat pengunjung makan 18 persen lebih sedikit namun menikmati makanan mereka lebih besar.

 

 

 

 

2 dari 5 halaman

Fokus Mental

3. Musik Menginspirasi dan Meningkatkan Fokus Mental

Menurut Northrumbria University di Inggris, konserto dari Vivaldi's Four Seasons dapat meningkatkan kewaspadaan mental. Ketika orang dewasa diberi tugas yang membutuhkan konsentrasi yang kuat, mereka melakukannya dengan lebih baik saat mendengarkan musik "Spring" yang cerah dibandingkan dengan "Autumn" yang lebih lambat dan lebih muram.

4. Musik yang Bagus Menenangkan dan Melemaskan Pembuluh Darah

Periset Belanda melaporkan pada European European Society of Cardiology Congress, mendengarkan musik favorit selama 30 menit sehari meningkatkan kesehatan pembuluh darah pada pasien penyakit jantung.

Mereka yang berolahraga sambil mendengarkan musik mendapatkan manfaat kardiovaskular yang paling besar. Mendengarkan musik juga meningkatkan produksi oksida nitrat, gas yang membantu melebarkan pembuluh darah untuk menjaga mereka tetap sehat dan fleksibel.

3 dari 5 halaman

Bernyanyi Bersama

5. Bernyanyi Bersama Membuat Bahagia

Peneliti di Inggris baru-baru ini mensurvei 375 orang yang bernyanyi dalam paduan suara, bernyanyi sendiri, atau bermain di tim olahraga. Semua kegiatan ini berkontribusi pada kesejahteraan emosional yang lebih besar.

Namun orang-orang di paduan suara dilaporkan merasa lebih bahagia daripada mereka yang menyanyikan lagu solo

6. Bermain Instrumen Bisa Melindungi Ketajaman Otak di Kemudian Hari

Sebuah studi di Journal of Neuroscience mengungkapkan, semakin banyak orang dewasa berusia paruh baya dan lebih tua menghabiskan bermain alat musik seperti anak-anak, otak mereka lebih cepat merespons suara selama eksperimen.

"Menjadi lebih cepat satu milidetik mungkin tidak tampak banyak, tapi otak sangat sensitif terhadap waktu. Satu milidetik yang digabungkan dengan jutaan neuron dapat membuat perbedaan nyata dalam kehidupan orang dewasa yang lebih tua," kata Michael Kilgard, seorang peneliti otak dari Universitas Texas di Dallas yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

4 dari 5 halaman

Lagu-Lagu Lembut

7. Kelas Musik Membuat Anak Lebih Kooperatif

Di tahun 2013, periset di Inggris menemukan, anak-anak prasekolah yang menyanyikan dan memainkan instrumen dalam kelompok selama 30 kali, lebih mungkin untuk membantu orang lain dalam tugas yang mengukur kemampuan menolong dan kemampuan memecahkan masalah mereka, dibanding anak-anak yang mendengarkan cerita.

8. Lagu-Lagu Lembut Bisa Mengurangi Kemarahan di Jalan

Dalam jurnal Ergonomics di tahun 2013, musik lembut di jalanan bisa membantu pengendara lebih tenang dan membuat lebih sedikit kesalahan selama percobaan di dalam sebuah simulator.

5 dari 5 halaman

Terapi Musik

9. Terapi Musik Dapat Membantu Remaja Mengatasi Kanker

Remaja yang menjalani perawatan kanker dan mengikuti program terapi musik di rumah sakit, menunjukkan peningkatan keterampilan dan ketahanan lebih bila dibandingkan dengan kelompok pasien yang mendengarkan buku audio.

"Membuat video musik memungkinkan pasien ini memproyeksikan perasaan mereka melalui media lain," kata Shawna Grissom, direktur kehidupan anak di St. Jude Children's Research Hospital kepada HealthDay. "Ini memberi mereka rasa kontrol, menjadi media di mana mereka bisa mengekspresikan diri mereka sendiri."