Liputan6.com, Jakarta Anda merasa terganggu saat mengalami nyeri perut bawah, siklus haid yang tidak teratur, perdarahan dari vagina, atau nyeri saat berhubungan intim? Keluhan-keluhan tersebut biasa muncul akibat masalah pada rahim.
Berikut ini adalah tiga penyebab timbulnya masalah rahim pada wanita:
Baca Juga
1. Perdarahan rahim abnormal
Advertisement
Perdarahan rahim abnormal kerap muncul sebagai haid yang tidak teratur. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja. Namun, ada masa-masa tertentu dalam kehidupan wanita dimana haid memang cenderung tidak teratur. Yakni, saat seorang gadis baru saja mulai haid, yaitu sekitar usia 9-14 tahun. Atau pada masa perimenopause, yang dimulai pada pertengahan usia 40-an.
Pada masa-masa ini, frekuensi haid yang memendek merupakan hal yang normal. Jumlah darah haid menjadi lebih sedikit atau malah lebih banyak dari biasanya. Tak jarang, siklus haid memanjang, sehingga frekuensi haid pun menjadi lebih jarang.
Menurut American College of Obsetricians and Gynecologists, perdarahan rahim abnormal terjadi apabila seorang wanita mengalami:
- Perdarahan atau flek di antara dua siklus haid dan setelah berhubungan intim
- Volume darah haid berlebihan
- Siklus haid lebih panjang dari 38 hari atau lebih pendek dari 24 hari.
- Haid tidak teratur, di mana perbedaan tiap siklus lebih dari 7-9 hari.
- Perdarahan muncul setelah menopause.
Sebagian besar perdarahan rahim abnormal berakar pada ketidakseimbangan hormon reproduksi. Oleh sebab itu, pil KB kerap digunakan sebagai terapi lini pertama untuk mengatasinya.
(dr. Fiona Amelia MPH/Klik Dokter)
Simak video menarik berikut ini:
Â
Â
Mioma Rahim
Mioma rahim adalah tumor jinak yang berasal dari jaringan otot rahim. Kelainan yang paling sering dialami oleh wanita usia 30-40 tahunan ini bisa muncul di dalam rongga rahim, di permukaan rahim, di dalam dinding rahim, atau melekat ke dinding rahim melalui struktur yang bertangkai.
Ukuran, bentuk, dan lokasi mioma sangat bervariasi. Jumlahnya bisa hanya satu atau lebih dengan ukuran yang berbeda-beda. Sebagian mioma bertumbuh lambat atau ukuran cenderung tidak berubah, tetapi ada pula yang cepat membesar.
Kebanyakan mioma tidak bergejala dan ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan medis. Faktanya, 70 persen wanita Indonesia memilikinya.
Pada yang bergejala, keluhan tersering dapat berupa volume darah haid lebih banyak, periode haid lebih panjang atau lebih dari satu minggu, kram perut hebat saat haid, sering buang air kecil, sulit buang air besar, serta nyeri punggung bawah atau paha.
Mioma rahim sangat jarang menjadi tumor ganas atau kanker. Karenanya, jika ukurannya kecil, tidak bertambah banyak, serta tidak menimbulkan gejala, mioma tidak perlu diangkat. Pengangkatan mioma justru jauh lebih berisiko pada kasus ini.
Â
Advertisement
Masalah Rahim yang Lain
3. Adenomiosis
Dinding rahim terdalam dibentuk dari jaringan endometrium yang menebal dan menipis mengikuti siklus haid. Jaringan ini pula yang meluruh dan keluar sebagai darah haid. Jika endometrium menginvasi lapisan otot rahim (miometrium), muncullah adenomiosis.
Memiliki riwayat operasi caesar atau pengangkatan mioma bisa menjadi faktor risiko adenomiosis. Namun demikian, penyebab pastinya masih belum diketahui. Yang pasti, kemunculannya bergantung pada hormon estrogen di dalam tubuh wanita. Saat menopause, dimana produksi estrogen menurun, adenomiosis akan menghilang dengan sendirinya.
Seperti juga mioma, adenomiosis kadang tidak bergejala atau hanya sedikit menimbulkan rasa tidak nyaman. Jika bergejala, biasanya adenomiosis muncul di atas usia 35 tahun pada wanita yang telah memiliki anak.
Gejala biasanya berupa haid menjadi lebih lama, volumenya berlebihan, serta keluar dalam bentuk bekuan atau gumpalan darah. Juga dapat timbul kram dan nyeri perut yang terus-menerus dapat selama haid berlangsung serta nyeri saat berhubungan intim.
Gejala-gejala ini dapat dikurangi dengan pemberian terapi hormonal. Akan tetapi, satu-satunya cara untuk menyembuhkan hanyalah melalui histerektomi atau operasi pengangkatan rahim.
Meski ketiga masalah rahim pada wanita tersebut tidak selalu berbahaya, nyeri dan perdarahan berlebihan yang terjadi dapat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup sehari-hari. Anda pun berpotensi mengalami kekurangan darah atau anemia. Karenanya, segeralah berkonsultasi dengan dokter bila mengalami keluhan-keluhan seperti di atas.