Sukses

Debu Bantu Turunkan Risiko Asma pada Bayi?

Bayi yang merangkak akan menghirup 4 kali debu yang dihirup orang dewasa saat melintasi lantai yang sama.

Liputan6.com, Jakarta Betapapun bersihnya rumah Anda, lantai di dalam ruangan, terutama karpet akan tetap dihinggapi debu.

Tapi tak perlu khawatir, menurut para ilmuwan, bayi yang merangkak akan menghirup 4 kali apa yang dihirup orang dewasa saat melintasi lantai yang sama. Ini akan membangun kekebalan tubuh terhadap alergi dan mengurangi risko asma saat dewasa.

Penelitian sebelumnya, termasuk penelitian tahun 2014 dari Pusat Anak Johns Hopkins, telah menunjukkan bahwa semakin muda bayi yang terpapar alergen tertentu seperti debu misalnya, semakin besar kemungkinan mereka membangun imunitas.

"Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa eksposur inhalasi awal-anak ke mikroba udara, seperti bakteri dan jamur, dan alergen, seperti serbuk sari, tungau dan alergen hewan, dapat memainkan peran penting dalam perkembangan dan perlindungan terhadap asma, demam, dan alergi," kata penulis studi Brandon Boor, asisten profesor teknik sipil dan lingkungan dan rekayasa ekologi tentang manfaat paparan debu bagi bayi. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

2 dari 2 halaman

Jangan terlalu steril

Melansir laman Parents, Sabtu (3/2/2018), bayi yang terpapar lebih banyak kotoran dengan keragaman mikroba yang lebih tinggi memiliki tingkat asma yang lebih rendah di kemudian hari.

Ini artinya, sebagai orangtua Anda tak boleh terlalu steril dalam menjaga ruang kehidupan bayi. Hal ini terkait dengan sistem imunitas bayi. Tempat yang terlalu steril akan membuat bayi sulit untuk membangun sistem kekebalan tubuh.

Jadi apa yang harus dilakukan, apakah kita tak boleh membersihkan rumah? Bersihkan rumah secara wajar, tak perlu berlebihan.