Liputan6.com, Jakarta Perawat di RSUD Agats, Asmat, Papua, punya trik cerdik memperbaiki gizi buruk anak-anak. Trik ini lebih ditujukan bagi anak-anak Asmat yang dirawat karena menderita gizi buruk.
Baca Juga
Advertisement
Walaupun jumlah pasien anak gizi buruk yang dirawat di RSUD Agats sekarang berkurang, pemulihan setelah menjalani perawatan tetap dilakukan.
Anggota tim Flying Health Care (FHC) Kementerian Kesehatan, Lily Indriani Octovia, mengatakan, ada strategi khusus yang dilakukan perawat.
“Untuk anak gizi buruk yang sudah komplikasi, kami mengajarkan makanan yang diresepkan untuk perbaikan gizi betul-betul masuk (dikonsumsi). Sekaligus pemantauan kepada para perawat agar mencatat ragam asupan makanan,” jelas Lily, sesuai rilis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Rabu (7/2/2018).
Lily yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, juga mengevaluasi pola pemantauan makanan.
Untuk penanganan gizi buruk berat juga mulai dibuat sistem pelayanan gizi terpadu, termasuk mengadakan poli gizi di rumah sakit dan puskesmas setempat.
Benahi fasilitas kesehatan
Penyuluhan juga diberikan agar gizi buruk yang terjadi dapat tertangani. Untuk penyuluhan tersebut, perlu monitoring tata laksana gizi buruk. Pencatatan akurat tentang umur anak menjadi poin inti pencatatan gizi.
“Saat ini yang tersedia di RSUD Agats adalah dapur gizi. Faskes (fasilitas kesehatan) dan lingkungan kesehatan ibu dan anak juga harus dibenahi, karena itu fondasinya,” ucap Lily.
Ia juga menyarankan, adanya penguatan untuk Antenatal Care (ANC)--pemeriksaan kehamilan, pencatatan metabolisme, dan maternal (angka kematian ibu).
Advertisement