Liputan6.com, Jakarta Serangan virus influenza atau flu membuat ribuan orang terinfeksi penyakit tersebut di Amerika Serikat. Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di minggu ketiga 2018 ada 40.414 kematian dan sekitar 4.064 individu terinfeksi flu atau pnumonia.
CDC juga mengungkapkan jumlah orang yang terinfeksi influeza tahun ini melebihi wabah flu musiman di 2003. Jumlah kematian karena influenza dan pneumonia pada pekan sebelumnya terjadi pada satu dari 10 kematian dan tampaknya akan terus meningkat seperti disampaikan ahli virologi CDC, Anne Schuchat.
Baca Juga
"Ini musim yang berat, dan kami tidak bisa memprediksi akan berakhir kapan. Saya berharap ada kabar baik, tapi hingga kini, masih kabar buruk," tutur Anne mengutip Fortune, Senin (12/2/2018).
Advertisement
Anne mengatakan jenis influenza tahun ini sesungguhya tak memiliki perbedaan dibanding tahun sebelumnya yang memiliki strain baru. Hingga kini, tim dari CDC masih mencari tahu alasan flu ini sulit untuk ditekan.
"Kami harus banyak belajar tentang influenza. Ini adalah wake-up call tentang efek influenza dan pengingat agar jangan sampai daya tahan tubuh lemah," katanya.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Â
Kematian akibat flu diprediksi meningkat
Anne memperkirakan jumlah orang yang meninggal karena flu di minggu-minggu ke depan akan meningkat karena virus ini masih tersebar di mana-mana. Hingga kini, masih banyak rumah sakit penuh dengan pasien flu.
"Dalam beberapa waktu ke depan, tampaknya bakal banyak melihat kasus kematian karena flu dan pneumonia. Rata-rata orang yang meninggal dirawat di rumah sakit," kata Anna.
CDC sesungguhnya telah menganjurkan aneka cara menekan kematian karena flu. Salah satunya dengan merekomendasikan vaksinasi flu sejak 2010 secara universal di seluruh warga negara tersebut. Di tahun-tahun sebelumnya, vaksinasi flu hanya dilakukan pada kelompok berisiko.
Advertisement