Liputan6.com, Jakarta Selama ini banyak orang berpikir, jika pasangan memiliki hubungan seksual yang memuaskan, kemungkinan mereka untuk selingkuh akan kecil. Apalagi, perselingkuhan sering identik dengan ketidakpuasan dalam pernikahan, terutama urusan seks.
Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan, kualitas kehidupan pasangan tidak punya pengaruh sama sekali terhadap kemungkinan selingkuh.
Baca Juga
Untuk studi ini, para peneliti dari Florida State University mengikuti 233 pengantin baru selama tiga tahun. Para pasangan ini diperhatikan statusnya, kepuasannya, dan perilaku berselingkuh dalam jangka waktu tersebut.
Advertisement
Dan hasilnya: Orang-orang lebih mungkin berselingkuh saat mereka memiliki kehidupan seksual yang memuaskan. Alasannya: Sangat menyukai seks bisa menggiring seseorang untuk berselingkuh, bahkan saat kehidupan seks mereka dalam pernikahan memuaskan, jelas para peneliti.
Pria yang lebih banyak memiliki hubungan singkat sebelum menikah, atau menganggap istrinya kurang menarik, juga memiliki risiko lebih besar untuk selingkuh.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Mengalihkan pandangan
Dan studi ini menemukan hasil yang makin menarik: Para peneliti juga melakukan beberapa tes terhadap para pasangan tadi. Dalam salah satu tes, peneliti mencatat seberapa cepat responden memalingkan wajah dari foto lawan jenis yang menarik.
Hasilnya? Lebih cepat memalingkan wajah satu detik saja dari foto lawan jenis yang menarik, sudah bisa menurunkan peluang selingkuh sebanyak 50 persen.
Perilaku ini biasanya dilakukan tanpa disadari, atau bisa berubah dengan sendirinya. "Proses ini biasanya spontan dan tanpa usaha, dan mereka bisa jadi terbentuk secara biologis dan/atau oleh pengalaman masa kecil," ujar Jim McNulty, pemimpin penelitian, melansir Women's Health, Kamis (15/2/2018).
Jadi, ketika pasangan Anda terlihat berusaha untuk tidak menatap lawan jenis yang menarik saat bersama Anda, anggaplah itu sebagai pertanda baik.
Advertisement