Sukses

Intip Alasan Orang-Orang Pakai Sabu

Beberapa publik figur ditangkap karena sabu. Terbaru, putri Elvy Sukaesih, Dhawiya bersama dua saudaranya ditangkap polisi karena mengonsumsi sabu.

Liputan6.com, Jakarta Di awal tahun, sudah ditangkap beberapa publik figur gara-gara sabu. Mulai dari Fachri Albar, Roro Fitria, dan yang terbaru dari anggota keluarga Elvy Sukaesih yakni Dhawiya bersama dua saudaranya.

"Untuk sementara, untuk kesenangan saja," kata Kasubdit I Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvin Simanjuntak menyampaikan alasan Dhawiya konsumsi sabu seperti mengutip News Liputan6.com.

Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) dr. Diah Setia Utami, SpKJ, MARS, menyatakan, sebagian besar pengguna sabu untuk tujuan rekreasional.  "Menurut WHO, yang benar-benar ketergantungan 11-12 persen. Yang lain-lainnya itu lebih ke arah penggunaan rekreasional. Misalnya ketika kumpul-kumpul sama teman atau ketika dia mau kerja berat baru pakai," kata Diah saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Minggu (18/2/2018).

Diah menerangkan lebih lanjut bahwa sabu merupakan jenis stimulan. Hal tersebut menyebabkan seseorang alami lonjakan perasaan bahagia lebih dari biasanya.

"Stimulan ini meningkatkan kemampuan psikomotor biar enggak cepat capek. Bisa enggak tidur dua malam. Rasa senang, rasa nyaman itu sampai membuatnya tidak membutuhkan makan, itu sebabnya dia tidak lapar-lapar," kata Diah menjelaskan efek sabu. 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Efek mengerikan sabu

Diah mengungkapkan penggunaan sabu memiliki efek halusinasi dan cemas berlebihan.

Bila, pengguna sudah mengonsumsi sabu lebih dari lima tahun menyebabkan ada bagian otak yang rusak. Hal tersebut bisa menyebabkan gangguan jiwa.

"Bisa terjadi gangguan jiwa karena ada perubahan zat-zat kimia di otak karena pakai sabu. Lalu bisa depresi berat, bisa juga alami gangguan jiwa psikotik yang membuat seseorang melihat bayangan menakutkan, merasa dikejar-kejar sesuatu," jelasnya.

Selain itu, konsumsi sabu juga berakibat pada gangguan fisik seperti gangguan jantung. Stimulan, kata Diah, bekerja dengan menaikkan segala kerja organ tubuh. "Termasuk kerja jantung, tekanan darah," kata Diah.