Liputan6.com, Jakarta Google punya jasa yang besar untuk Laura Handley dan si Kecil Tazmin, yang ternyata pasien kanker darah anak.
Laura selama ini tidak pernah menyadari bahwa kondisi yang menimpa Tazmin, merupakan gejala awal dari kanker darah.
Baca Juga
Tazmin sering berkeringat di malam hari, diikuti juga dengan nyeri otot. Namun, bukannya panik, Laura malah menganggap itu masalah sepele.
Advertisement
Laura mengira ini hanya masalah anak-anak biasa. Dia tidak mengira sama sekali bahwa itu adalah gejala dari penyakit mematikan.
"Saya melihat Tazmin memiliki bercak kecil dan tanda merah di kakinya, tapi semua orang yang saya tanyai mengatakan itu tidak perlu dikhawatirkan," kata Laura seperti dikutip dari New York Post pada Kamis, 22 Februari 2018.
Kemudian pada suatu hari, ketika Laura membuka Google, dia menemukan satu artikel mengenai remaja bernama James O'Mara, yang meninggal karena kanker darah. Laura yang penasaran memutuskan mencari gejala-gejalanya.
"Cerita tentang James O' Mara itu membuat saya khawatir," kata Laura.
Dia mencoba meyakinkan semuanya baik-baik saja. Namun, dalam hatinya ada yang tidak beres. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang gejala kanker darah di Google.
Dia menyadari bahwa gejala yang dialami putrinya sama dengan yang dibacanya. Pada 6 Juli 2017, dia membawa putrinya ke dokter.
Dalam pemeriksaan, terungkap bahwa Tazmin menderita myelodysplasia (gangguan pada sumsum tulang) yang bisa berkembang menjadi leukemia.
13 hari kemudian, pemeriksaan kedua menemukan bahwa Tazmin menderita 67 tanda leukemia dan menyisakan sel darah putihnya hanya tinggal 24.
Tanda merah di kulitnya yang dikira Laura hanya ruam biasa, ternyata adalah petechia. Tanda adanya pembuluh darah kapiler yang pecah.
Tazmin segera menuju Rumah Sakit Anak Birmingham untuk menjalani kemoterapi. Laura merasa hancur ketika melihat putirnya harus memotong rambutnya.
Namun, sebelum Natal, Laura dan pasangannya, Chris Carpenter, diberi kabar bahwa anak berumur dua tahun itu boleh pulang.
"Seluruh episode ini sangat traumatis untuk seluruh keluarga. Emosiku naik turun," kata ibu dari pasien kanker darah anak ini.
Simak juga video menarik berikut ini:
Tetap Positif Walaupun Kanker Darah
Ketika melihat putrinya melakukan kemoterapi, dia merasa hal itu seperti mimpi buruk.
"Semua terjadi begitu cepat. Sulit untuk menerimanya," tambah Laura.
Walaupun begitu, putrinya tetap tersenyum dan bersikap positif dalam melakukan kemoterapinya.
"Itulah yang membuat Christopher dan saya mampu melewatinya. Dia tetap positif."
Putrinya pun perlahan pulih. Laura sendiri benar-benat merasa beruntung bahwa dia membaca artikel tersebut di Google.
"Jika bukan karena saya iseng membuka artikel itu, kami tidak akan pernah ke dokter. Tidak ada yang tahu apakah dia akan bertahan atau tidak," tutupnya.
Advertisement