Liputan6.com, Jakarta Alat Virtual Reality (VR), ternyata memiliki kegunaan bagi mereka yang memiliki demensia. Ini terjadi pada Daphne Padfield, nenek berusia 93 tahun di sebuah panti jompo di Inggris.
Kedatangan Virtual Reality ini membangkitkan kenangan Daphne di tahun 1953. Ketika Britania menobatkan ratu barunya.
Baca Juga
Pengertian Gyroscope, Fungsi, dan Cara Kerja Sensor Canggih Ini yang Menarik Diketahui
Mantan Pemain Timnas Sebut Victor Dethan Bisa Jadi Solusi Lini Depan, Hokky dan Kaka Dicadangkan Terlebih Dahulu
Link Live Streaming Final Piala Interkontinental Real Madrid vs Pachuca, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
"Ini tidak sering terjadi, jadi ini benar-benar istimewa," kata Padfield seperti dikutip dari New York Post (24/2/2018).
Advertisement
Film VR yang dia tonton berjudul The Wayback. Film yang memang dirancang untuk memicu kenangan dan emosi, bagi mereka yang menderita demensia. Film ini juga membantu hubungan mereka dengan keluarga dan perawat.
Film yang direncanakan menjadi serial ini, melibatkan 170 sukarelawan dan pembuat film, yang menciptakan kembali suasana pesta penahbisan Ratu Elizabeth pada tanggal 2 Juni 1953.
Pengguna dapat menonton film dengan mengunduh aplikasi gratis ke ponsel mereka, dan menyambungkannya dengan perangkat VR.
"Hal ini lahir dari sebuah frustrasi. Saya berharap saat itu ada orang yang membantu saya dan keluarga di saat-saat yang sulit," kata salah satu pembuatnya, Andy Garnett. Dia sendiri kehilangan seorang anggota keluarganya karena demensia.
"Menggunakan VR sepertinya merupakan cara yang menarik. Bisa menciptakan ingatan, dan memicu percakapan yang lebih luas," tambah Andy.
Ke depannya, mereka akan membuat film seputar perayaan kemenangan Piala Dunia 1966 di Inggris dan berharap, proyek ini bisa diperluas ke negara lain.
Sarah Chapman, pimpinan di panti tersebut mengatakan, film tersebut membangkitkan kenangan bagi mereka yang melihatnya.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Mampu menimbulkan mispersepsi
Peneliti senior di badan amal demensia Inggris, menyambut baik teknologi ini sebagai alat yang membantu para penderita.
Namun, dia juga memperingatkan agar lebih berhati-hati dalam menggunakannya.
"Beberapa penderita mengalami apa yang disebut mispersepsi," kata Dr. Karen Harrison-Dening, kepala penelitian dan publikasi di Dementia UK.
Menurut Karen, ini bisa menyebabkan kebingungan penderita, untuk membedakan mana yang nyata dan yang tidak.
Demensia sendiri disebabkan kerusakan otak karena stroke atau Alzheimer. Orang dengan demensia dapat mengalami hilang ingatan, atau kesulitan berpikir, pemecahan masalah, dan bahasa.
Advertisement