Sukses

Bach Flower Remedies, Manfaatkan Energi Bunga untuk Stabilkan Emosi

Menurut Alva Paramitha, seorang praktisi Bach Flower Remedies, ada tiga puluh delapan jenis bunga yang memiliki emosinya masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta Masalah mental atau emosi ternyata bisa disembuhkan oleh bunga. Bach Flower Remedies, merupakan sebuah terapi dengan menggunakan energi dari bunga.

Menurut Alva Paramitha, seorang praktisi Bach Flower Remedies, ada tiga puluh delapan jenis bunga yang memiliki emosinya masing-masing.

"Ini sistem penyembuhan yang terdiri dari 38 jenis bunga. Kebanyakan tumbuh di Eropa. Jadi setiap macam bunga ini punya fungsi untuk menyeimbangkan emosi," kata Alva ketika ditemui Health-Liputan6.com, di kantornya di salah satu sekolah swasta di Pulomas, Jakarta, pada Senin (26/2).

"Kita percaya bunga memiliki vibrasi yang bagus," kata perempuan yang juga seorang psikolog ini.

Menurutnya, manusia sehat konon memiliki energi sebesar 60 hingga 80 MhZ. Ketika energi sedang turun saat sakit, energi bisa mencapai 50 hingga 40 MhZ. Di titik inilah sel penyakit seperti kanker bisa aktif.

Bunga seperti mawar, memiliki vibrasi hingga 360 MhZ. Dengan menggunakan bunga, akan mengembalikan energi seseorang kembali seimbang.

"Sayangnya di Indonesia belum ada penelitian spesifik tentang (vibrasi) bunga-bungaan. Tapi dari dulu kan ritual sudah banyak memakai bunga. Untuk kesehatan, untuk agama, sebetulnya seperti itu," tambahnya.

Namun, bunga yang saat ini dipakai Alva dianggap sebagai bunga yang memiliki vibrasi energi yang paling baik. Sayangnya, bunga-bunga tersebut tidak tumbuh di Indonesia.

Kebanyakan, bunga-bunga yang telah diolah dalam bentuk cairan tersebut, diimpor dari Britania Raya dan yang terdekat, dari Singapura.

Adapun di Indonesia saat ini, penelitian pada bunga hanya sebatas pada kecantikan saja.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

 

2 dari 4 halaman

Tidak sembarangan

Untuk melakukan terapi ini, klien harus terlebih dulu berkonsultasi dengan dirinya.

Setelah itu, dia akan mencampurkan bunga apa saja yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan emosi orang tersebut.

"Kita bisa mengatasi sampai 17000 masalah kepribadian," kata Alva.

Berbeda dengan pengobatan pada umumnya, pengobatan ini tidak akan bekerja apabila tidak sesuai dengan pasiennya. Sehingga, Alva mengklaim tidak ada efek samping merugikan apabila ada kesalahan dalam meracik bunga.

Walaupun begitu, tidak sembarang orang bisa memberikan racikan bunga Bach Flower. Alva sendiri merupakan salah satu dari sepuluh praktisi yang ada di Indonesia yang bersertifikat dari Britania Raya.

Menurutnya, ini terkait dengan profesionalitas kerja seorang praktisi Bach Flower.

3 dari 4 halaman

Menyembuhkan Emosi

Dikutip dari situs resmi Bachcenter, Bach Flower Remedies ditemukan oleh seorang dokter di Britania Raya. Dr. Edward Bach.

Menurut Alva, dokter tersebut merasa bahwa tidak hanya penyakit fisik saja, namun emosi seseorang juga harus disembuhkan. Namun, apabila dengan pulihnya emosi, maka seseorang mungkin juga mendapatkan sebuah bonus dengan sembuhnya penyakit fisik.

Dengan berbagai penelitian tentang bunga, Bach Flower Remedies pun ditemukan pada tahun 1930-an dan berkembang hingga sekarang.

Alva sendiri mempelajari Bach Remedies di Jakarta dan juga di Wallingford, Britania Raya. Dirinya mengaku tertarik setelah merasakan langsung manfaat Bach Flower Remedies

4 dari 4 halaman

Sosialisasi ke masyarakat

Saat ini, Alva dan komunitas Bach Flower Remedies sudah mulai melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang terapi seperti ini.

"Kita merasakan bahwa benefit dari ini sudah sangat luar biasa," jelasnya.

Menurutnya, di beberapa negara, Bach Flower sudah dijual bebas. Untuk itu, dia dan komunitasnya sedang berusaha untuk mengumpulkan bukti-bukit bahwa terapi semacam ini bermanfaat dan tidak merugikan. Termasuk mengajukan terapi ini ke dinas kesehatan.

"Jadi kita lagi berusaha untuk mendaftarkan ini ke BPOM, ke dinas kesehatan, baru mulai sih. Karena memang dia baru booming tahun 2014, ketika kita mulai rutin mendatangkan praktisi dari lua, untuk melatih calon-calon practitioner."