Liputan6.com, Jakarta "Aman, kok! Saya kan masih menyusui, jadi tak mungkin hamil lagi," ujar Mariana pada temannya ketika membahas jenis-jenis kontrasepsi seperti IUD dan spiral.
Menyusui bisa menjadi cara efektif untuk menekan kehamilan dini atau "kesundulan", ini bukan mitos. Dalam dunia medis istilah ini dikenal dengan LAM, Lactational Amenorrhea Method (LAM).
Baca Juga
Kata 'Lactational' mengacu pada menyusui, 'Amenorrhea' berarti tidak bisa menstruasi. Artinya metode kontrasepsi alami dapat ampuh ketika Anda menyusui bayi saja dan tak berovulasi.
Advertisement
Secara teori, siklus haid akan kembali normal dua-tiga bulan usai melahirkan. Pada ibu yang menyusui secara eksklusif, mereka akan lebih lama untuk haid. Hal ini karena tingginya hormon laktasi atau prolaktin, sehingga menekan hormon esterogen yang berfungsi mematangkan sel telur. Dengan begitu, kehamilan tak mungkin terjadi.
Lalu, bagaimana dengan ibu yang hamil meski masih menyusui anaknya?
Menurut Dr Sonal Kumta, Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Fortis, kehamilan dapat terjadi ketika bayi tak mendapatkan ASI eksklusif, melansir laman Thehealthsite, Rabu (28/2/2018).
LAM hanya dapat digunakan enam bulan usai melahirkan, yakni ketika bayi hanya benar-benar mendapatkan ASI eksklusif. Jika bayi mendapatkan asupan tambahan seperti susu formula (sufor) atau makanan lain, LAM tak dapat diandalkan. Metode kontrasepsi alami dengan menyusui ini sangat efektif hingga 98 persen.Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Faktor yang membuat gagal
Menurut Sonal, ada beberapa faktor yang membuat LAM gagal, di antaranya:
1. Bayi tak boleh berusia lebih 6 bulan.
2. Menyusui tak lagi jadi efektif ketika bayi sudah mendapatkan sufor selain ASI.
3. Menggunakan pompa akan membuat LAM tak efektif.
LAM dapat diterapkan usai melahirkan. Metode ini sangat ampuh untuk wanita yang tak ingin menggunakan kontrasepsi medis.
Advertisement