Liputan6.com, Jakarta Nyeri punggung merupakan salah satu penyebab berkurangnya kemampuan seseorang dalam beraktivitas. Hal ini karena nyeri punggung menjadi gejala adanya masalah pada tulang belakang yang terdiri dari banyak saraf. Salah satu penyebabnya dari nyeri punggung adalah stres dan depresi.
Dilansir Step to Health, Sabtu (14/06/2018), berbagai penelitian menyebutkan nyeri punggung kronis kerap dikaitkan dengan stres, depresi dan kecemasan. Meskipun rasa sakit pada punggung menyerang fisik, namun ternyata faktor psikologis pun turut bertanggung jawab di dalamnya.
Baca Juga
Selain stres dan depresi, berikut adalah penyebab lain dari nyeri punggung yang ada baiknya untuk dideteksi lebih dini guna penanganan lebih lanjut.
Advertisement
1. Faktor usia
Nyeri punggung memang umumnya dialami oleh mereka yang sudah lanjut usia. Hal ini karena tulang belakang dan persendian sudah mulai aus termakan usia. Penyakit lainnya yang menyerang para lansia yakni osteoartritis atau stenosis spinal.
2. Genetika
Nyeri punggung yang dirasakan oleh orang tua berusia lanjut rupanya tidak terjadi secara tiba-tiba. Predisposisi genetik menjadi salah satu penyebabnya. Menurut penelitian, gen karbohidrat sulfotransferase 3 (CHST3) turut bertanggungjawab untuk meningkatnya risiko pengembangan degenerasi cakram lumbal hingga 30%.
Meski demikian, bukan berarti hal ini tidak bisa dicegah. Pola hidup sehat dan menghindari angkat beban berat dapat membantu Anda untuk mengatasi masalah nyeri punggung ini.
Â
Saksikan juga video berikut ini :
Posisi duduk menyebabkan postur tubuh yang buruk sehingga akibatkan nyeri punggung
3. Postur tubuh yang buruk
Postur tubuh menjadi salah satu penyebab nyeri punggung yang paling umum terjadi. Hal ini karena punggung tidak dapat menopang kepala dengan baik, sehingga posisinya dengan bahu, pinggul, dan pergelangan kaki tidak selaras.
Hal tersebut umumnya terjadi karena posisi duduk Anda yang kurang baik. Oleh sebab itu, hindari posisi duduk yang membungkuk.
4. Risiko tenaga kerja
Organisasi kesehatan dunia dari PBB, WHO, mengungkapkan ada keterkaitan antara gangguan muskuloskeletal dengan aktivitas fisik saat bekerja. Nyeri punggung disebabkan oleh aktivitas fisik dalam mengangkat beban berat.
Hal ini diperparah dengan stres bekerja yang dapat mengakibatkan luka dan gangguan kronis. Oleh sebab itu, para pekerja disarankan untuk mempertahankan kecepatan yang konstan dalam menjalankan aktivitas berisiko.
5. Kurang beraktivitas
Pada poin sebelumnya dikatakan aktivitas fisik yang terlalu berat dapat meningkatkan risiko sakit punggung. Namun ternyata, kurangnya aktivitas yang dilakukan pun dapat menyebabkan nyeri pada bagian belakang tubuh.
Ketika kurang beraktivitas, otot pada jaringan tendon dan tulang akan cenderung lemas dan tidak dapat mempertahankan kapasitas fungsionalnya. Kekurangan daya otot dapat meningkatkan risiko rasa sakit yang akan bertahan dalam waktu yang lama.
Oleh sebab itu, setidaknya lakukan aktivitas fisik yang tidak berat, namun menuntut tubuh Anda untuk tetap bergerak.
Â
Advertisement