Liputan6.com, Jakarta Bertengkar sudah menjadi santapan sehari-hari pasangan suami istri yang baru saja dikaruniai seorang anak. Ini biasa terjadi karena mereka belum siap menyesuaikan diri, setelah anak yang berada di kandungan lahir ke dunia. Proses adaptasi ini yang memicu orangtua baru untuk bertengkar.
Kelelahan fisik dan psikis dari ibu setelah persalinan membuat kondisi emosinya cenderung tak stabil. Ayah baru juga mengalami kebingungan harus melakukan apa untuk membantu mengurus bayinya.
Baca Juga
Â
Advertisement
Tak heran kalau konflik seringkali muncul. Siap-siap saja untuk para ayah bunda yang akan jadi orangtua baru dengan pemicu konflik berikut.
Waktu tidur
Jam tidur akan berubah 180 derajat. Jika biasanya pada pagi buta ayah dan bunda akan tertidur pulas, dengan adanya bayi di jam-jam tersebut maka akan terjaga. Bayi akan menyusu dan bisa saja rewel tak nyaman. Membuat ayah juga ikut terbangun dan tak bisa tidur. Pada momen-momen inilah dimana ayah dan bunda kurang tidur, emosi untuk bertengkar sering terpancing.
Bersih-bersih rumah
Jika sebelumnya kondisi rumah rapi, tertata apik dan nyaman untuk semua orang, maka sejak kehadiran bayi akan sangat berubah. Terutama jika si bayi mulai banyak bergerak, serta tak ada asisten rumah tangga. Mengurus bayi memang sangat menguras energi dan fokus ibu.
Jika suami komplain soal hal ini, tentu saja istri akan sangat tersinggung. Konflik seringkali muncul karena hal tersebut. Jadi, solusi paling tepat adalah saling membantu dalam menjaga kenyamanan rumah, agar Anda dan pasangan tidak bertengkar. Bukan malah saling menyalahkan.
Â
Alasan Lain Orangtua Baru Sering Bertengkar
Merasa 'sendirian'
Berdua saja di rumah dengan bayi, tak bisa keluar rumah karena tak ada asisten, sementara pasangan pulang sangat larut. Kondisi ini sering membuat ibu merasa 'sendirian'.
Padahal perhatian tetap dibutuhkan. Suami kadang tak peka soal ini karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Hal ini kadang membuat renggang hubungan, bahkan berlanjut ketika anak sudah besar.
Dalam momen tersebut, komunikasi biasanya tak berjalan baik dan berujung konflik. Jadi sebisa mungkin tetap menjaga komunikasi dan ungkapkan keinginan untuk mendapat perhatian dari pasangan. Ingat, hubungan yang baik dan berkualitas bukan hanya satu orang, tapi dua orang.
Reporter: Mutia/Dream.co.id
Advertisement