Liputan6.com, Brebes: Pada musim pancaroba atau musim ekstrem seperti saat ini, kita harus pandai menjaga kesehatan. Baik dengan berolahraga maupun menjaga pola makan yang sehat.
Selain dua cara tadi, ada pula yang menjaga kebugaran tubuh, yakni dengan minuman herbal. Nah, hal ini bisa dijumpai di Brebes, Jawa Tengah. Di sana, ada sebuah warung yang menyajikan minuman jahe tumbuk yang mampu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh sepanjang hari.
Untuk mendapatkan minuman herbal itu, mudah saja, cukup sambangi sebuah warung sederhana milik Waeti di pinggir lahan persawahan Desa Rengas Pendawa, Brebes, Jateng. Dari pantauan SCTV, Jumat (20/5), warung itu tak pernah sepi pembeli. Terlebih lagi, pada musim pancaroba seperti sekarang ini.
Minuman jahe tumbuk itu sangat digemari berbagai kalangan. Sebab, selain sensasi rasanya yang nikmat jika diminum, khasiatnya juga dianggap baik bagi kesehatan. Minuman jahe tumbuk bebas dari bahan kimia, karena bahan-bahan yang digunakan dan proses pembuatannya benar-benar alami, yakni hanya menggunakan bahan jahe dan gula merah.
Dinamakan jahe tumbuk karena proses pembuatannya dilakukan dengan cara menumbuk jahe utuh yang telah dibakar dan dibersihkan. Jahe ditumbuk dengan alu hingga hancur dan keluar sarinya. Tumbukan jahe kemudian dicampur dengan irisan gula merah, lalu diseduh air panas.
Air yang digunakan bukan air yang disimpan dalam termos, melainkan air mendidih yang selalu diletakan di atas bara api. Penggunaan air mendidih ini untuk merangsang keluarnya sari jahe.
Menurut penikmat minuman jahe tumbuk, minuman berbahan herbal ini amat cocok diminum saat hujan, karena bisa menjadi penghangat tubuh dan merenggangkan otot-otot syaraf yang kaku. Dalam sehari, Waeti mampu menghabiskan sedikitnya dua hingga empat kilogram jahe. Harga jualnya pun relatif murah, yakni Rp 2.000 per gelas.(BJK/SHA)
Selain dua cara tadi, ada pula yang menjaga kebugaran tubuh, yakni dengan minuman herbal. Nah, hal ini bisa dijumpai di Brebes, Jawa Tengah. Di sana, ada sebuah warung yang menyajikan minuman jahe tumbuk yang mampu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh sepanjang hari.
Untuk mendapatkan minuman herbal itu, mudah saja, cukup sambangi sebuah warung sederhana milik Waeti di pinggir lahan persawahan Desa Rengas Pendawa, Brebes, Jateng. Dari pantauan SCTV, Jumat (20/5), warung itu tak pernah sepi pembeli. Terlebih lagi, pada musim pancaroba seperti sekarang ini.
Minuman jahe tumbuk itu sangat digemari berbagai kalangan. Sebab, selain sensasi rasanya yang nikmat jika diminum, khasiatnya juga dianggap baik bagi kesehatan. Minuman jahe tumbuk bebas dari bahan kimia, karena bahan-bahan yang digunakan dan proses pembuatannya benar-benar alami, yakni hanya menggunakan bahan jahe dan gula merah.
Dinamakan jahe tumbuk karena proses pembuatannya dilakukan dengan cara menumbuk jahe utuh yang telah dibakar dan dibersihkan. Jahe ditumbuk dengan alu hingga hancur dan keluar sarinya. Tumbukan jahe kemudian dicampur dengan irisan gula merah, lalu diseduh air panas.
Air yang digunakan bukan air yang disimpan dalam termos, melainkan air mendidih yang selalu diletakan di atas bara api. Penggunaan air mendidih ini untuk merangsang keluarnya sari jahe.
Menurut penikmat minuman jahe tumbuk, minuman berbahan herbal ini amat cocok diminum saat hujan, karena bisa menjadi penghangat tubuh dan merenggangkan otot-otot syaraf yang kaku. Dalam sehari, Waeti mampu menghabiskan sedikitnya dua hingga empat kilogram jahe. Harga jualnya pun relatif murah, yakni Rp 2.000 per gelas.(BJK/SHA)