Sukses

Saat Anak-anak Rekreasi Sambil Belajar di Kendaraan Militer, Apa yang Harus Disiapkan?

Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menanggapi peristiwa tank tenggelam di Sungai Bogowonto, yang membawa siswa PAUD.

 

Liputan6.com, Jakarta Bayangan keseruan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) naik tank milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) sirna. Tank dari kesatuan Batalion Infanteri 412/Bharata Eka Sakti Purworejo tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Maret 2018.

Tank tenggelam tersebut membawa siswa PAUD dan TK Sindurjan Kecamatan Purworejo yang tengah melaksanakan outbond. Menurut Kepala Penerangan Kostrad Letkol Inf Putra Widyawinaya, tidak ada permasalahan teknis dalam tank. Tank dalam kondisi baik.

Namun, saat memutar, tank malah terbalik karena ada kondisi tanah yang tidak stabil, sehingga tank tenggelam. Ketua Bidang Pemenuhan Hak Anak dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Reza Indragiri Amriel, menanggapi peristiwa tank tenggelam.

"Mengajak anak-anak bertamasya seperti ini (naik tank) sebenarnya bisa bermanfaat sebagai bagian dari pendidikan karakter. Ya, sekaligus pengenalan teknologi ke anak-anak," kata Reza melalui pesan WhatsApp kepada Health Liputan6.com, ditulis Senin (12/3/2018).

Kegiatan outbond dengan naik tank bisa menginspirasi anak-anak, yang mungkin kelak bergabung menjadi personel TNI.

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Perlu keamanan ekstra

Reza mengungkapkan, kehadiran TNI dalam kegiatan edukasi PAUD dan pendidikan dasar memang patut diapresiasi. Namun, peralatan militer sebenarnya tidak didesain untuk tamasya.

"Peralatan militer juga lebih-lebih tidak ditujukan bagi penumpang kanak-kanak. Untuk itu, memang diperlukan safeguard exstra (keamanan ekstra)," jelas Reza.

Keamanan ekstra bertujuan memastikan anak-anak bisa belajar dan bergembira dengan aman, terutama saat naik wahana tempur TNI, seperti tank.