Sukses

Alami Sepsis dan Tak Terdiagnosis, Malec Kehilangan Lengan dan Kaki

Dokter gagal mendiagnosis kondisi sepsis yang mematikan pada Magdalena Malec, sehingga membuat kedua kaki, lengan kanan, dan jari tangan kirinya membusuk.

Liputan6.com, Inggris Kedua kaki, lengan kanan, dan jari tangan kiri Magdalena Malec (31) membusuk dan harus diamputasi akibat sepsis yang dideritanya tidak terdiagnosis oleh dokter. Ia juga membutuhkan transplantasi ginjal demi menyelamatkan hidupnya.

Sepsis adalah sebuah reaksi yang timbul akibat infeksi pada tubuh. Saat infeksi, tubuh biasanya berusaha memeranginya dengan melepaskan suatu zat kimia dalam darah. Sayangnya, zat kimia tadi juga bisa memicu inflamasi atau peradangan. 

Inflamasi ini bisa memicu serangkaian perubahan yang bisa merusak beberapa sistem organ sekaligus. Sepsis bisa berujung pada kegagalan fungsi organ dan pembusukan jaringan, jika terlambat didiagnosis dan diobati.

Para petinggi di  Luton and Dunstable University Hospital, Inggris, telah meminta maaf atas kesalahan medis tersebut. Namun tentu saja hal itu tidak cukup. Malec telah menuntut rumah sakit tersebut akibat segala kerugian yang dialaminya.

"Sekarang hidupku, bukanlah sebuah kehidupan, ini perjuangan untuk hidup. Aku menunggu enam bulan untuk amputasi anggota tubuh. Kaki dan lenganku ini membusuk. Tidak ada yang bisa mengembalikan apa yang aku miliki (anggota tubuh yang akan diamputasi)," ucap Malec, dikutip dari New York Post, Senin (12/3/2018).

Ia menyesali fakta tidak akan pernah bisa memakai cat kuku atau menguncir rambut anak perempuannya lagi.

"Aku tidak mempercayai dokter lagi. Aku jadi sangat skeptis terhadap semua janji dan diagnosis medis," tambahnya.

Awalnya, Magdalena Malec masuk rumah sakit akibat kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi ketika telur yang dibuahi tidak menempel dan tumbuh dalam rahim) yang dialaminya. Kondisi ini kemudian berlanjut menjadi gagal ginjal, dan pembusukan jaringan akibat sepsis yang dialaminya.

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 4 halaman

Kehamilan ektopik

Malec, ibu dari Paulina (9) dan Severin (7) menemukan dirinya mengandung anak ketiga pada Desember 2014. Tapi Malec dan suami merasa hancur ketika diberitahu beberapa minggu kemudian, ia keguguran.

Ia mengalami pendarahan hebat dan kram perut. Ketika menjalani pemeriksaan, ia diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter dan diberi resep obat penghilang rasa sakit dan antibiotik. 

Namun, ia kembali ke rumah sakit pada Hari Natal dan diberitahu kalau ia menderita kehamilan ektopik. Adanya kehamilan ektopik membuat Malec harus jalani operasi untuk mengangkat janin yang menempel di luar rahim.

Ia bolak-balik ke rumah sakit sejak 22 Desember 2014 demi menjalani perawatan kehamilan ektopik. Saat dirawat pada 25 Desember 2014 untuk operasi, Malec merasakan nyeri yang tak tertahankan.

3 dari 4 halaman

Sepsis yang membunuh jaringan tubuh

Selama menjalani perawatan kehamilan ektopiknya, Malec mengalami iskemia--ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh--yang membuat anggota tubuhnya berubah menjadi gangren (jaringan tubuh mati).

Hal itu disebabkan hilangnya pasokan darah akibat sepsis. Rupanya, Malec mengalami sepsis. Sepsis adalah reaksi akibat infeksi, yang membuat darah dan organ tubuh mengalami keracunan dan bisa membusuk. 

Sayangnya, staf medis tidak mengenali tanda peringatan sepsis lebih awal. Gejala sepsis berupa suhu panas yang terus-menerus, ruam dan gatal di kaki, kaki biru dan berbintik-bintik serta ketidakmampuan untuk buang air kecil.

Jika terdiagnosis, sepsis bisa ditangani dengan pemberian antibiotik dan cairan infus dalam jumlah besar.

Sepsis tersebut membuat Malec diamputasi. Ia harus menunggu enam bulan untuk operasi amputasi anggota tubuhnya, yakni Kedua kaki, lengan kanan, dan jari tangan kiri. Malec juga pergi ke rumah sakit tiga kali seminggu sekali untuk menjalani cuci darah akibat gagal ginjal.

4 dari 4 halaman

Hubungan dengan suami rusak

Sepsis tak hanya menghancurkan tubuh Malec, tapi juga rumah tangganya. Akibat berbagai penyakit yang dideritanya ini, Malec dan suaminya, Robert, berpisah.

Ia ditinggalkan sendiri tanpa bantuan suami. Malec harus mulai belajar kembali bagaimana cara berjalan, menyisir rambut, makan, dan menggosok gigi.

"Sejak awal, semuanya merupakan tantangan besar. Aku bangun tidur dan tidak tahu apa yang harus kulakukan dengan diri sendiri. Satu-satunya hal yang aku impikan adalah kondisi hidup yang layak dengan tubuh cacat," ujar Malec.

Kini, Malec memakai prostesis (alat bantu penyangga tubuh) untuk menopang tubuhnya.

"Aku rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh melemah. Ini juga pengaruh obat-obatan yang aku konsumsi untuk mendukung fungsi ginjal," tambahnya.

Saat ini Malec hidup dari uang kompensasi akibat kondisi yang dialaminya. Malec saat ini juga tengah menunggu uang ganti rugi dari pihak rumah sakit yang diperlukannya untuk terus bertahan hidup.Â