Liputan6.com, Jakarta Menyambut era bonus demografi yang diperkirakan akan terjadi antara tahun 2020 dan 2035, Indonesia harus mampu mengoptimalkan potensi pemuda (khususnya perempuan) yang tengah meningkat melalui pembangunan kesehatan, di daerah-daerah dengan masalah kesehatan.
Dengan jumlah populasi pemuda mencapai 65 juta jiwa dan fakta bahwa perempuan cenderung mengakses fasilitas dan informasi kesehatan dibanding laki-laki, pemuda dan perempuan merupakan kelompok masyarakat yang berpotensi mendekatkan akses layanan kesehatan masyarakat sehingga kualitas kesehatan masyarakat lebih baik.
Baca Juga
“Perempuan dan pemuda menjadi dua kelompok yang tidak bisa dipisahkan, khususnya dalam menciptakan perubahan. Memang keduanya tergolong sebagai kelompok rentan. Nyatanya, kedua kelompok masyarakat ini efektif bertukar informasi dan melakukan transfer knowledge bagi lingkungan sekitar,”ujar Diah Saminarsih, Pendiri Center for Indonesia Strategic Development Initiatives (CISDI) dalam pembukaan pelatihan Pencerah Nusantara Angkatan VI, di Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (13/3).
Advertisement
Di negara berkembang seperti Indonesia, rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan reproduksi, terjadi karena minimnya akses terhadap layanan dan informasi yang berkualitas. Ini juga menyebabkan tingginya perilaku seksual berisiko di kalangan anak muda.
359 Ibu Meninggal
Selain itu, Kondisi sosial budaya di banyak daerah yang masih permisif terhadap pernikahan anak menyebabkan tingginya angka pernikahan dini. Beberapa faktor ini turut berkontribusi pada kehamilan berisiko tinggi seperti ibu hamil kurang energi kronis (KEK), hipertensi, dan anemia. Tidak heran jika Riset Kesehatan Dasar 2013 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, menunjukkan bahwa masih ada 359 ibu meninggal pada setiap 100.000 kelahiran.
“Jika kita dapat melihat secara jeli kapasitas pemuda dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkontribusi, pemuda mampu menjadi kelompok yang menginisiasi perubahan. Hal ini sudah dibuktikan oleh Pencerah Nusantara yang saat ini tengah berfokus meningkatkan status kesehatan ibu di delapan lokasi penempatan di seluruh Indonesia,”ujar wanita yang juga menjabat sebagai Penasihat Jender dan Pemuda untuk Kantor Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Demikian juga dengan kelompok perempuan. Ketika diberi informasi yang tepat, mereka akan menyampaikan pesan perubahan tak hanya pada keluarga, tetapi juga lingkungan teman, tetangga bahkan kolega.
Advertisement
Inisiatif kepemudaan
Pencerah Nusantara adalah inisiatif kepemudaan untuk penguatan layanan primer di Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) yang dikelola oleh organisasi masyarakat sipil, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI).
Hari ini, 26 tenaga profesional muda yang terdiri dari dokter, bidan, perawat, tenaga kesehatan masyarakat dan ahli gizi mulai menjalani rangkaian kegiatan pelatihan Pencerah Nusantara selama enam minggu di Graha Wisata, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.
Setelah menyelesaikan pelatihan, Pencerah Nusantara Angkatan VI akan fokus pada proses transisi program kesehatan yang sudah diformulasikan oleh Pencerah Nusantara angkatan sebelumnya kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.