Liputan6.com, Jakarta Penyelamatan pada orang overdosis narkoba juga bisa dilakukan oleh mereka yang bukan seorang tenaga medis. Perempuan bernama Chera Kowalski membuktikannya.
Chera adalah seorang pustakawan di Perpustakaan McPherson Square Philadelphia. Pada suatu hari, Chera harus menolong seorang pria yang nyaris mati karena narkoba suntik.
Baca Juga
Tubuh pria itu sudah berubah ungu saat Chera menemukannya terbaring di halaman perpustakaan. Chera langsung bergegas mengambil sarung tangan, memakainya, dan langsung mencabut jarum suntik tersebut.
Advertisement
Setelah itu, Chera memberikannya narcan, obat penangkal overdosis narkoba pada hidung pria tersebut.
"Kami hanya memberinya satu, dan dia butuh yang lain," ujar Chera saat menolong korban overdosis narkoba tersebut, mengutip dari Reader Digest, Kamis (15/3/2018).
Lalu Kowalski memberikan semprotan kedua pada hidung pria tersebut sembari memompa dada dengan kedua tangannya. Dengan usahanya tersebut, akhirnya Chera berhasil menyelamatkan nyawa pria yang diketahui mengalami overdosis narkoba jenis heroin dan methamphetamine tersebut.
Seorang penjaga perpustakaan, Sterling Davis, mengungkapkan perempuan yang telah menyelamatkan nyawa seorang pria tersebut bukanlah seorang paramedis.
"Dia adalah pustakawan remaja dewasa, dan dia telah menyelamatkan enam orang (yang overdosis narkoba) sejak April. Itu banyak untuk pustakawan," kata Davis.
Beberapa kota di Amerika Serikat termasuk dalam kawasan dengan kasus overdosis terbanyak. Karena itu, pegawai perpustakaan di sejumlah kota seperti San Fransisco, Salt Lake City, dan Philadephia sengaja dilatih untuk menangani kasus overdosisi narkoba.Â
Hal ini karena perpustakaan dianggap sebagai tempat bagi para tuna wisma dan masyarakat miskin untuk menghabiskan waktu di siang hari.
Â
Saksikan juga video berikut ini :
Orang tua Chera Kowalski adalah mantan pecandu narkoba
Gemar membaca bukanlah alasan utama Kowalski menjadi seorang pustakawan. Perempuan berumur 34 tahun tersebut memilih bekerja di Perpustakaan McPherson Square karena sejarah pribadinya, yakni kedua orang tuanya yang adalah mantan pengguna heroin.
Akibat penggunaan heroin tersebut, ibunya baru mendapat gelar sarjana di usia 50-an, sedangkan ayahnya adalah seorang veteran perang di Vietnam, yang kemudian bekerja sebagai sopir truk hingga pensiun.
Melihat kondisi orang tuanya tersebut, Kowalski memahami bagaimana hidup dalam kecanduan. Hal ini sudah dilihatnya sejak kecil.
"Saya mengerti apa yang anak-anak lihat. Itu tidak normal. Tapi, sayangnya, normal bagi mereka," ungkap Kowalski.
Sering melakukan penanganan pada para pengguna narkoba, terutama heroin, Kowalski sangat memahami alasan mereka melakukan hal tersebut.
"Saya tetap percaya dan berharap pada suatu hari, mereka semua mendapatkan kesempatan untuk menjadi bersih. Banyak hal harus dipersiapkan dengan sempurna agar orang bisa masuk pemulihan dalam jangka panjang," ujar Kowalski.
Advertisement