Sukses

Hidup Anda Dijamin Bahagia Setelah Pindah ke Finlandia, Mau?

Jika ingin hidup lebih baik, cobalah pindah ke negara dengan tingkat kebahagiaan yang tinggi, salah satunya Finlandia.

Liputan6.com, Jakarta Tempat tinggal bisa menjadi salah satu indikator kebahagiaan seseorang. Jika ingin hidup nyaman dan bahagia, Anda mungkin bisa berpikir untuk pindah ke negara-negara nordik, salah satunya Finlandia.

Dilansir dari New York Times, Kamis (15/3/2018), World Happiness Report 2018 merilis 10 negara paling mem-bahagia-kan yang ada di dunia. Dari laporan tersebut, Finlandia berada di urutan pertama, diikuti oleh Norwegia, Denmark, Islandia, Swiss, Belanda, Kanada, Selandia Baru, Swedia, dan Australia.

Editor World Happiness Report 2018 sekaligus Profesor di Universitas Columbia, Jeffrey D Sachs, mengatakan kebahagian suatu negara bisa dilihat dari enam faktor penting, yaitu pendapatan per kapita, dukungan sosial, harapan hidup, kebebasan untuk membuat pilihan hidup bisa sampai bahagia, tingkat kemurahan hati, dan tingkat korupsi.

"Sebagian besar dari 10 besar negara tersebut menerapkan sistem demokrasi sosial, yang percaya hal yang membuat orang bahagia adalah sistem pendukung sosial yang solid, layanan publik yang baik, dan membayar pajak dalam jumlah yang signifikan," catat Sachs, mengutip dari New York Times.

Tak hanya itu, Profesor Emeritus di University of British Columbia, John F Helliwell, mengatakan kebahagiaan suatu negara juga dilihat dari apa yang dirasakan oleh para imigran. Melalui laporan yang disusunnya bersama Sachs, Heliwell mengungkapkan rasa bahagia seseorang bisa berubah sesuai dengan kualitas masyarakat tempat orang tersebut tinggal.

 

Saksikan juga video berikut ini :

2 dari 2 halaman

AS Tak Masuk 10 Besar Negara Paling Bahagia

Meski menyandang status sebagai negara adidaya, menurut World Happiness Report 2018, Amerika Serikat tidak masuk dalam 10 besar negara paling bahagia di dunia. Negara super power tersebut hanya menduduki peringkat ke-18 dari 156 negara yang berpartisipasi dalam survei.

Sachs mengakui, meski dalam segi perekonomian sangat baik, sesuatu yang meresahkan terjadi pada masyarakat di Amerika Serikat. Beberapa hal yang membuat Amerika Serikat tidak masuk dalam deretan negara paling bahagia yaitu angka bunuh diri yang terus meningkat, krisis opioid yang memburuk, ketidaksetaraan yang terus tumbuh dan kepercayaan pada pemerintah yang telah jatuh.