Sukses

Jangan Percaya 6 Mitos tentang Susu Ini

Banyak mitos susu yang membuat Anda menjadi sangat berhati-hati dalam mengonsumsinya. Namun, sebaiknya jangan percaya enam mitos susu yang akan dibahas berikut ini.

 

Liputan6.com, Jakarta Susu merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh Anda. Bahkan, ketika pertama kali lahir ke dunia, Anda mengonsumsi susu. Namun, banyak mitos terkait susu yang beredar di masyarakat.

Dilansir dari Reader Digest, Jumat (16/3/2018), Ada enam mitos tentang susu yang sebaiknya jangan Anda percayai. Apa sajakah itu? berikut ulasannya.

1. Susu skim merupakan yang paling sehat

Susu rendah lemak ini sering dianggap yang paling sehat di antara jenis lainnya. Padahal, mengonsumsi susu berlemak tinggi lebih berkhasiat untuk mencegah penyakit jantung dan diabetes daripada susu rendah lemak.

Selain itu, susu berlemak tinggi justru dipercaya dapat menurunkan kemungkinan obesitas. Hal ini karena dengan mengonsumsi sedikit susu berlemak tinggi, Anda cukup merasa puas. Berbeda dengan susu rendah lemak, yogurt, dan keju yang justru membuat Anda ingin mengonsumsinya dalam jumlah banyak.

Meski demikian, Profesor Epidemiologi Nutrisi dari University of Massachusetts Lowell, Katherine Tucker, PhD mengatakan susu rendah lemak juga baik bagi tubuh. Hal ini karena vitamin A dan D pada susu rendah lemak mudah diserap oleh tubuh.

2. Susu dapat menyebabkan hidung tersumbat

Muncul kabar yang mengatakan susu tidak baik dikonsumsi ketika sedang mengalami flu. Padahal, menurut sebuah laporan dari Swiss, batuk dan pilek dapat berkurang jika Anda meminum susu saat flu. Mereka yang mempercayai mitos tersebut umumnya beranggapan susu dapat memproduksi lebih banyak lendir dalam tubuh. Padahal, hal yang terjadi tidaklah demikian.

 

Saksikan juga video berikut ini :

2 dari 3 halaman

3. Mengonsumsi susu dalam jumlah banyak dapat memperkuat tulang

Anda pasti mengetahui susu mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Namun demikian, mengonsumsinya dalam jumlah banyak ternyata dapat membawa dampak yang buruk bagi kesehatan tulang.

Sebuah studi dari BMJ yang dilakukan pada 2015 menemukan, orang paruh baya yang mengonsumsi kalsium dengan kadar yang tinggi lebih mudah mengalami patah tulang. Peneliti mengungkapkan tidak ada bukti percobaan klinis yang mengatakan meningkatkan kadar kalsium pada tubuh dapat mencegah patah tulang.

Oleh sebab itu, selain mengonsumsi kalsium, Anda juga dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik, dari yang sederhana seperti berjalan, berlari, dan menari, hingga latihan keseimbangan, seperti yoga dan tai chi.

4. Kebanyakan orang tidak dapat mencerna laktosa dengan baik

Muncul anggapan yang mengatakan tidak semua orang dapat mencerna susu dengan baik. Padahal, tubuh Anda dapat beradaptasi untuk dapat mencerna susu.

Profesor Nutrisi dari Universitas Purdue, Dennis Savaino, PhD, mengatakan sekalipun melakukannya dalam waktu lambat, tubuh manusia masih tetap dapat mencerna susu. Savaino pun mengatakan umumnya susu akan sulit untuk dicerna jika diminum lebih dari segelas.

Tak hanya itu, Savaino juga mengatakan meminum susu secara rutin dapat membuat tubuh terbiasa dalam mencerna laktosa. Namun, jika ternyata laktosa membawa masalah dalam tubuh, sebaiknya Anda periksa ke dokter.

3 dari 3 halaman

5. Susu merupakan sumber kalsium terbaik

Meski terkenal mengandung kadar kalsium tinggi, rupanya susu bukanlah satu-satunya minuman sumber kalsium. Segelas susu dapat memenuhi 30 persen kebutuhan kalsium dalam sehari. Jumlah ini masih kalah dengan segelas jus jeruk yang dapat memenuhi 35 persen kebutuhan kalsium, dan susu kedelai sebanyak 45 persen dalam sehari.

6. Semua produk susu mengandung vitamin dan mineral yang sama

Beranekaragam susu ternyata mengandung vitamin dan mineral yang berbeda-beda. Tucker mengungkapkan susu dan yogurt mengandung nutrisi yang lebih jika dibandingkan dengan keju dan krim. Susu mengandung vitamin D paing banyak di antara produk lainnya, sedangkan keju merupakan sumber kalsium dan protein.