Liputan6.com, Jakarta Wanita 55 tahun di Spanyol meninggal setelah menderita stroke dan beberapa kegagalan organ usai mendapat terapi sengat lebah.
Selama dua tahun terakhir, wanita itu menjalani terapi sengat lebah (apitherapy) untuk mengatasi stres dan nyeri otot. Pada terapi terakhir, dia sesak napas dan tak sadarkan diri.
Baca Juga
Wanita itu sempat diberi epinefrin, steroid, dan antihistamin untuk mengurangi efek samping alergi. Namun, nyawanya tak bisa diselamatkan.
Advertisement
Dokter Paula Vazquez-Revuelta dan Ricardo Madrigal-Burgaleta dari Ramon y Cajal University Hospital di Madrid mengungkapkan terapi sengatan lebah lebih banyak risiko daripada manfaatnya.Â
"Praktik ini tidak aman dan tidak disarankan," kata Paula dan Ricardo, mengutip dari Tech Times, Jumat (23/3/2018).
Kasus kematian wanita ini diterbitkan dalam Journal of Investigational Allergology and Clinical Immunology menyimpulkan sengatan lebah bisa berakibat fatal. Tak diketahui pasti penyebab wanita itu meninggal, diduga karena reaksi terus menerus racun lebah masuk tubuhnya. Jurnal tersebut mengonfirmasi kasus ini adalah kematian pertama akibat terapi sengat lebah.
Â
Saksikan juga video berikut ini :
Apa itu terapi sengat lebah?
Terapi sengat lebah sudah banyak dimanfaatkan di China, Korea, Indonesia, dan beberapa negara di Amerika Latin. Teknik terapi ini dengan memasukkan racun lebah ke kulit.
Sengatan lebah mengandung bahan kimia antiperadangan alami bernama melittin. Bahan tersebut diyakini ampuh mengatasi masalah radang sendi. Namun, belum ada penelitian ilmiah mendukung klaim itu.
Â
Advertisement