Liputan6.com, Jakarta Minat baca di Indonesia masih rendah. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Puan Maharani mengatakan, orang Indonesia hanya meluangkan waktu membaca 3-4 kali seminggu. Itu pun lamanya hanya 30-59 menit.
Sementara itu, data dari UNESCO malah lebih miris lagi. Menurut badan pendidikan dari PBB ini, persentase minat baca di Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 anak Indonesia, hanya satu orang yang suka baca.
Baca Juga
Angka tadi dipengaruhi juga oleh jumlah buku yang ada di negeri ini. Jika dibagi secara rata-rata, 1 buku di Indonesia dibaca oleh 15 ribu orang. Padahal menurut UNESCO, seharusnya 1 buku itu hanya dibaca oleh 2 orang. Artinya, Indonesia masih ketinggalan jauh dibandingkan negara-negara lain.
Advertisement
Data tadilah yang mendorong hadirnya Big Bad Wolf Book Sale, pameran buku terbesar di Asia Tenggara yang menghadirkan buku-buku dengan harga murah.Â
Dalam acara pembukaan Big Bad Wolf di ICE BSD, Rabu (28/3/2018) Puan mengatakan, salah hal yang menyebabkan orang Indonesia malas membaca adalah harga buku yang mahal. Dengan hadirnya buku-buku yang lebih murah, diharapkan minat baca akan terdongkrak.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Alasan Orang Indonesia Malas Baca Buku
Tahun ini Big Bad Wolf menghadirkan 5.5 juta buku. Delapan puluh persennya adalah buku-buku impor yang dijual dengan harga miring.
Tak cuma menyediakan buku murah, PT. Jaya Ritel Indonesia, yang menghadirkan Big Bad Wolf juga menyalurkan buku-buku gratis.
"Big Bad Wolf juga akan mendukung program pemerintah dengan menyumbangkan buku-buku berkualitas ke desa-desa guna menarik minat baca masyarakat terutama anak-anak," ujar Uli Silalahi, Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia.
Tahun 2017 lalu, Big Bad Wolf Indonesia memberikan 1.000 buku kepada warga Gorontalo, Sulawesi Selatan, yang harus menggunakan perahu sampan ke daerah-daerah yang belum punya akses jalan.
Advertisement