Liputan6.com, Jakarta Penilaian orang soal keperawanan sering kali salah kaprah. Contoh sederhana yang terjadi di masyarakat soal cara jalan perempuan. Perempuan yang jalannya mengangkang dianggap sudah tidak perawan.
Anda mungkin pernah atau bahkan sering mendengar celetukan seperti itu. Seolah-olah keperawanan bisa dilihat menggunakan mata telanjang.
Baca Juga
dr Alvin Nursalim dari situs Klik Dokter menjelaskan sebelum menerka ada baiknya mengenal dulu konsep dari keperawanan itu sendiri.
Advertisement
Terdapat dua konsep yang bisa dipahami jika kita membahas soal keperawanan. Pertama, hilangnya keperawanan ditandai oleh robeknya hilmen perempan. Kedua, keperawanan hilang karena telah berhubungan seks.
"Himen merupakan membran tipis yang berada di dekat muara vagina. Himen memiliki pori atau lubang bagian tengahnya sehingga darah menstruasi dapat keluar," kata Alvin dikutip Health Liputan6.com pada Sabtu, 31 Maret 2018.
Â
Keperawanan Itu Adalah
Nah, yang perlu dipahami juga adalah, himen yang rusak bukan berarti pula karena perempuan tersebut pasti berhubungan seks. "Itu adalah pemikiran yang salah."
Himen juga bisa rusak karena kecelakaan, penggunaan tampon atau masturbasi. Bahkan, ada juga perempuan yang tidak memiliki himen atau biasa dikenal dengan selaput darah.
Karena itu, definisi perawan tidak dapat ditentukan berdasarkan ada atau tidak selaput darah. Sebab, ada juga perempuan yang meski sudah berhubungan seks, himen atau selaput darah masih dalam keadaan utuh.
"Ini disebut himen yang elastis,"
Jadi, tidak benar apabila kita menilai seorang perempuan sudah tidak perawan berdasarkan cara jalannya atau melihat bentuk tubuhnya.
"Seperti yang telah dipaparkan bahwa banyak faktor yang memengaruhi keutuhan selaput darah seorang perempuan."
Advertisement