Sukses

Apa Iya Semua Makanan Kaleng Berbahaya?

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan tidak semua makanan kaleng itu berbahaya. Namun, konsumen tetap diminta waspada dengan memperhatikan kondisi kaleng, zat gizi, dan tanggal kedaluwarsa.

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini ramai ikan makarel yang positif mengandung parasit cacing. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan 27 merek ikan makarel yang dikemas menjadi makanan kaleng, 16 di antaranya produk impor dan 11 lainnya produk dalam negeri.

BPOM masih terus menelusuri temuan tersebut dengan menggandeng Kementerian Kelautan Perikanan (KKP). BPOM juga meminta BBPOM di seluruh Indonesia untuk menarik produk ikan dalam makanan kaleng yang berparasit cacing itu dari pasaran.

Dari temuan tersebut, apakah semua makanan kaleng yang terdapat ikan dan lainnya harus dijauhi? 

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tidak semua makanan kaleng itu berbahaya. Konsumen diminta cerdas dengan memperhatikan kondisi kaleng, zat gizi, dan tanggal kedaluwarsa.

Makanan kaleng positif adalah yang zat gizinya masih terjaga, sementara yang mesti dihindari yaitu yang tinggi kadar garam atau gula mengandung BPA dan berisiko bakteri berbahaya.

Berikut poin-poin yang sebaiknya Anda perhatikan sebelum mengonsumsi makanan kaleng, seperti dikutip dari akun Instagram resmi BKKBN, @bkkbnofficial, Selasa (3/4/2018):

 

 

Simak juga video menarik berikut:

 

2 dari 2 halaman

Teliti Makanan Kaleng Sebelum Membeli

1. Kadar gizi vitamin yang larut dalam air bisa rusak, tapi berdasarkan penelitian, zat gizi lain seperti vitamin A, D, E, K, protein dan karbohidrat masih terjaga baik. Hanya kadarnya berkurang sedikit.

2. Makanan kaleng tinggi kadar garam untuk menjaga kualitas. Perhatikan kandungan natrium dan gula di label kemasan ya.

3. Ada kemungkinan makanan kaleng mengandung kadar BPA yang cukup tinggi (setiap kemasan kadarnya beda).

Jadi sebaiknya jangan berlebihan mengonsumsi makanan kaleng.

4. Makanan kaleng berisiko mengandung bakteri Clostridium Botulinum.

Untuk menghindarinya cek baik-baik kemasan. Jangan sampai rusak seperti menggembung, penyok, atau bocor.