Liputan6.com, Jakarta Obesitas tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga menyulitkan orang yang berada di sekelilingnya. Pengalaman pilu ini yang dirasakan oleh Tony Bussey (43). Pria dengan berat badan 257 kg itu pernah terjebak di tengah situasi hidup dan mati. Ia merupakan satu di antara puluhan ribu korban tragedi kebakaran hebat yang terjadi 1 Mei 2016 di hutan Fort McMurray di Alberta, Kanada.
Demi menyelamatkan nyawa seluruh penduduk yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran, mereka dievakuasi oleh tim pemadam kebakaran dengan alat berat menuju ke bandara. Obesitas yang dialaminya, ternyata menghalangi orang-orang yang berusaha menghindar dari amukan si jago merah. Tiba di atas pesawat, masalah lainnya timbul. Butuh 2 kursi penumpang untuk dia duduk.
Baca Juga
Staf terpaksa membawa Bussey ke barisan depan pesawat karena berat badannya. Celana panjangnya saja saat itu dengan size 66.Â
Advertisement
Seperti dilansir dari laman CBC, Rabu (4/4/2018), Bussey harus diproritaskan. Seandainya saja tubuh dia tidak segemuk itu, tentu saja kru pesawat bisa menyelamatkan nyawa satu penumpang lainnya.
"Melihat orang-orang harus menunggu karena saya terlalu gemuk untuk duduk di sebelah, dua tempat duduk untuk saya," katanya.
Saat itu ia merasa sangat bersalah. Dalam hati ia berjanji, supaya hal merugikan itu tidak terulang lagi.
"Saya terus berpikir, 'Ini dia: istri orang, suami orang, anggota keluarga orang sedang menunggu ibu atau ayah atau orang yang mereka cintai untuk pulang. Mereka harus menunggu lebih lama untuk diselamatkan karena saya terlalu gemuk. Peristiwa itu memiliki efek mendalam pada saya," sesal Bussey.
Â
Simak juga video menarik berikut:
Mulai melakukan diet
Begitu tiba di Edmonton, Kanada, Bussey menyusun strategi untuk menurunkan berat badan. Ia tak pernah memikirkan jalan pintas memangkas kelebihan bobotnya dengan operasi. Ia lebih memilih jogging dan rutin ke gym. Hasilnya sangat memukau.
"Berat badan saya turun sebanyak 148 kg. Semua secara alami, tidak pakai operasi," ungkap Bussey tentang kerja kerasnya diet ketat selama 2 tahun. "Saya pada dasarnya menjalani diet rendah karbohidrat, protein tinggi."
Kini, berat badan Tony hanya 109 kg. Perubahan luar biasa, jika mengingat masa-masa obesitas saat tragedi kebakaran.
Selama evakuasi, dia tinggal di luar kamar hotel. Makan di luar adalah satu-satunya pilihan. Dia tidak makan daging ayam, hanya mengambil kulitnya saja. Ia lebih memilih sayuran daripada melahap kentang goreng. Porsi olahraga pun terus ia tambah. Dari biasanya 5 menit untuk 1 shift, menjadi 10 menit.
"Dua tahun lalu, saya hampir tidak bisa masuk ke mobil saya," kenangnya.
Advertisement
Dari celana ukuran 66 menjadi 34
Lemak yang awalnya menutupi lebih dari separuh berat badannya, kini telah hilang. Celana yang awalnya ukuran 66 pun, ia buang. Bussey merasa senang bisa membeli celana jeans ukuran 34.
Sebelum menurunkan berat badan, ia lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter. Lalu, dokter menyarankan dia agar bisa mengeluarkan sekitar 13 kg kulit berlebih yang menumpuk di tubuhnya.
"Dan setelah itu, saya memulai latihan di gym," katanya.
Bussey ingin cerita ini mengilhami banyak orang, terutama mereka yang mengalami obesitas.
"Dulu saya berpikir tidak ada harapan untuk menurunkan berat badan. Pikiran itu lahir karena keputus-asaan semata. Rasanya seolah-olah saya hanya menunggu untuk mati. Terdengar sederhana, tapi semua selalu ada harapan. Saya bisa merancang penurunan berat badan waktu usia 41 tahun. Kalau saya bisa melakukan ini, siapa pun tentu bisa," terang Bussey dengan semangat.
Sekarang, ia memiliki banyak rencana indah ke dapan. Tujuannya berikutnya adalah dia ingin rutin lari maraton. Dia ingin melakukannya dalam tiga tahun, pada peringatan lima tahun kebakaran.
Bussey juga ingin bersenang-senang dengan traveling. Dia pindah dari St. Lunaire-Griquet di Semenanjung Utara Newfoundland ketika berusia 18 tahun. Ia belum pulang lagi karena ukuran tubuhnya yang membuat perjalanan tidak nyaman.