Liputan6.com, Jakarta Bukan hanya dari apa yang kamu katakan, cara berbicara ternyata juga memperlihatkan kepribadian seseorang.
Beberapa kebiasaan saat berbicara ternyata bisa sangat mengganggu, bahkan bisa merusak citra diri di depan orang lain.
Baca Juga
Dilansir dari Reader's Digest, ada 6 kebiasaan saat bicara dengan orang lain yang sesungguhnya sangat mengganggu.
Advertisement
1. Merusak Suasana Obrolan
Pesimisme bisa menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya. Jika kamu mengharapkan tidak disukai ketika bertemu seseorang, riset menunjukkan diri sendiri akan memperlihatkan rasa negatif pada orang lain.
Di sisi lain, jika kamu membiarkan percakapan berlangsung dengan positif, orang lain pun akan merasakan hal yang sama. Bukan berarti emosi harus ditekan. Namun, kebahagiaan dan kesedihan sama menularnya seperti virus.
2. Mendominasi Percakapan
"Bicara tentang diri kita sendiri, baik dalam percakapan pribadi atau melalui situs media sosial seperti Facebook dan Twitter, memicu sensasi kenikmatan yang sama di otak seperti makanan atau uang," tulis Wall Street Journal mengutip sebuah studi Harvard tahun 2012.
Sehingga, jika kamu mengungkap semua diri kamu pada teman, itu seperti merampas waktu mereka untuk berbicara. Karena itulah jangan membuat percakapan yang narsistik.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Â
3. Terlalu Sering Mengkoreksi
Menurut seorang negosiator FBI, alat utama dalam menjalin hubungan dengan seseorang adalah menangguhkan ego, atau sekadar menempatkan keinginan orang lain untuk berbicara dan didengar di atas keinginan kamu sendiri.
Salah satu caranya adalah dengan tidak sering mengkoreksi seseorang. Tidak perlu membetulkan fakta atau tata bahasanya.
"Individu yang memungkinkan orang lain untuk terus bicara mengambil giliran mereka, biasanya dianggap sebagai pembicara yang baik," kata analis perilaku FBI, Robin Dreeke.
"Orang-orang seperti ini juga dicari ketika teman atau keluarga membutuhkan seseorang, untuk mendengarkan tanpa menilai. Mereka adalah yang terbaik dalam membangun hubungan dengan cepat dan tahan lama," tambah Dreeke.
4. Bicara "Kamu" daripada "Kita"
Jika kamu terus mengatakan "Kamu", lawan bicara akan merasa diperintah, diadili, atau dituduh. Sebaiknya, ucapkan kata-kata yang menumbuhkan kebersamaan seperti "kita" dan "kami".
Cara seperti ini terbukti lebih memberikan rasa bahagia, lebih sehat, dan lebih puas akan sebuah hubungan.
Â
Advertisement
5. Mengakhiri Pernyataan seperti Pertanyaan
Kalimat yang diakhiri dengan intonasi tinggi di akhir terkadang bisa menjadi menjengkelkan. Dalam satu penelitian terhadap 700 pria dan wanita dengan jabatan eksekutif, 85 persen melihat hal itu sebagai indikator ketidakamanan. 70 persen merasa itu menjengkelkan, dan 57 persen percaya karir bisa terhalang karena itu.
Untuk itulah, penting untuk bicara dengan percaya diri dan berwibawa, agar pernyataan Anda tidak dimentahkan atau disangkal.
6. Bicara Terlalu Cepat
Mungkin Anda percaya jika bicara cepat dapat menghilangkan rasa panik. Namun, itu malah membuatnya terlihat gugup, gelisah, atau seperti sedang mencoba menjual sesuatu.
Sebuah penelitian terhadap 1.380 telemarketer menyatakan, tingkat berbicara yang ideal adalah sekitar 3,5 kata per detik. Sesekali selingi dengan jeda untuk membuktikan Anda bukanlah robot.