Sukses

Malas Cuci Piring Picu Kehancuran Rumah Tangga?

Perempuan yang biasa mencuci piring sendirian lebih sering mengalami pertengkaran dalam rumah tangga. Frekuensi hubungan seks mereka juga menurun ketimbang perempuan yang pasangannya mau berbagi tugas membersihkan piring.

Liputan6.com, Jakarta Cuci piring setelah makan adalah hal simpel yang sering disepelekan. Piring yang menumpuk tidak hanya membuat pandangan terganggu, namun juga bisa merusak keharmonisan rumah tangga.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Council of Contemporary Families (CCF) tentang dinamika hubungan dan bagaimana mereka menyelesaikan berbagai pekerjaan domestik bersama seperti belanja, cuci piring, cuci baju, dan membersihkan rumah.

Perempuan yang biasa mencuci piring kotor sendirian ternyata lebih sering mengalami pertengkaran dalam rumah tangga. Frekuensi hubungan seks mereka pun juga menurun ketimbang perempuan yang pasangannya rela berbagi tugas dalam membersihkan piring.

Penelitian tersebut melaporkan bahwa mencuci piring kotor cenderung melelahkan buat perempuan, terutama bagi mereka yang menyandang status sebagai wanita karier.

Dan Carlson, asisten profesor sosiologi dari University of Utah selaku peneliti utama mengatakan bahwa mencuci piring dianggap pekerjaan yang tidak dihargai.

"Itu sebabnya dengan berbagi tanggung jawab dalam pekerjaan domestik termasuk mencuci piring, dapat meringankan beban kaum perempuan, sehingga membuatnya lebih bahagia," kata dia seperti dilansir dari laman Independent, Jumat (6/4/2018).

 

Simak juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Perempuan akan bahagia saat pasangannya ikut mencuci piring

Carlson membuktikan betapa pentingnya bergiliran mencuci piring kotor, karena pekerjaan itu identik dengan tugas perempuan. Penelitian tersebut melaporkan bahwa berbagi tanggung jawab untuk mencuci piring adalah satu-satunya sumber kepuasan terbesar bagi perempuan di antara semua tugas rumah tangga.

Kabar baiknya adalah mencuci piring dan belanja jadi tugas yang paling sering dikerjakan bersama oleh pasangan. Pada 2006, 30 persen pasangan menyebutkan berbagi tugas belanja dengan pasangan dan 29 persen berbagi tanggung jawab dalam mencuci piring.

Lebih lanjut, penelitian itu merinci ada peningkatan intensitas berbagi tugas pekerjaan domestik. Faktor itu bisa jadi dipicu demi menjaga perasaan pasangan agar tidak terbebani oleh pekerjaan rumah tertentu.

Jadi, ketika pasangan Anda meminta bantuan untuk mencuci piring, alangkah lebih bijak untuk mengatakan iya.