Liputan6.com, Jakarta Sebelum wanita usia 40-an tahun itu meminta jadwal bertemu, klien vaginismus terlama yang pernah saya terapi sudah 14 tahun menikah. Selebihnya menikah selama 2-9 tahun. Nur, sebutlah begitu namanya, sudah mengalami vaginismus selama 15 tahun perkawinannya.
Baca Juga
“Ya, saya masih perawan sampai sekarang. Saya merasa bersalah terhadap suami. Saya juga marah pada diri sendiri, karena tidak bisa menjadi isteri yang baik, yang bisa melayani suami. Kasihan suami saya,” ungkap Nur tak kuasa lagi menahan tangisnya. Rasa bersalah itu bertambah besar ketika Nur mengingat bahwa kesempatannya hamil semakin kecil, mengingat usianya terus bertambah.
Advertisement
Vaginismus sendiri berarti disfungsi seksual atau ketidakmampuan melakukan hubungan seksual yang dialami oleh wanita. Mereka mengalami kekejangan otot vagina bagian luar dan sekitar vagina. Gejala yang biasanya muncul adalah penolakan aktivitas seksual yang mengarah pada sentuhan seputar vagina. Bahkan sentuhan pada kaki atau paha pun sudah membuat kedua lutut dan paha mereka terkunci rapat.
Ada beragam penyebab vaginismus. Antara lain trauma pelecehan seksual, takut tertular penyakit kelamin, menolak hamil, pengalaman seksual sebelumnya yang menyakitkan, dan lain sebagainya. Dari pengalaman praktek hipnoterapi juga ditemukan klien mengalami vaginismus karena cerita teman bahwa hubungan intim itu sakit, ada pula yang gara-gara mendengar cerita ibunya bahwa melahirkan itu amat sangat menderita (biar tidak menderita oleh bawah sadar dicegah supaya tidak bisa berhubungan intim sehingga tidak hamil) dan lain-lain.
Nur sudah berusaha kesana kemari dengan beberapa pendekatan dan pengobatan untuk mengatasi masalah vaginismusnya. Selain mau punya anak, dia juga sangat ingin melayani kebutuhan seksual suami sebagaimana para isteri lazimnya.
Suka Dibelai
Nur sungguh beruntung, karena suaminya tetap setia dan dapat memahami masalahnya. “Selama ini dengan suami saya hanya mau dibelai, dipeluk, dan dielus di kepala,” ungkap Nur. Lebih dari itu tubuhnya reflek menolak.
Di kedalaman rileksasi, ketika saya minta membayangkan suaminya mendekat dan mengajaknya berhubungan intim, lutut dan pahanya langsung terkunci. Bagian diri Nur yang isteri sangat ingin melakukannya, tapi ada bagian dirinya yang lain menolak.
Dalam proses terapi, menggunakan teknik tertentu pikiran bawah sadarnya memberikan penjelasan bahwa Nur sangat dekat dan mencintai ayahnya. “Ayahnya meninggal saat Nur masih SMP. Nur sangat kehilangan. Dia sangat dekat dengan ayahnya,” ungkap bawah sadarnya.
Nur sangat merindukan ayahnya, maka kehadiran suami oleh bawah sadarnya diposisikan sebagai pengganti ayah. Inilah yang membuat Nur hanya mau disentuh oleh suami seperti dilakukan ayahnya di masa kecil: memeluk, membelai atau mengelus kepalanya.
Dengan teknik tertentu, setelah sumber masalah ditemukan dan diselesaikan, pikiran bawah sadar Nur diedukasi sehingga menyadari bahwa Nur harus berfungsi penuh sebagai isteri bagi suaminya. Bahwa suami bukanlah ayah. Perasaan kehilangan ayah pun diatasi, dan Nur kecil dibantu sehingga memiliki perasaan bahwa ayahnya selalu ada untuknya. Dengan demikian bawah sadar Nur tidak lagi memposisikan suaminya sebagai ayah.
Advertisement
Pelajaran yang Dapat Diambil
Bila Anda atau pasangan mengalami vaginismus, setelah melalui pengobatan medis tidak teratasi, tiba saatnya mencari bantuan hipnoterapis klinis.Tidak semua masalah vaginismus disebabkan oleh problem fisik. Bila sumbernya ada di pikiran maka penyelesaian juga harus di level pikiran. Tidak perlu menunggu sampai belasan tahun untuk bisa keluar dari masalah vaginismus, bila Anda segera menemukan solusi yang tepat.