Liputan6.com, Jakarta Ketika berada di atas panggung atau dalam layar kaca, Meghan Trainor (24) adalah sosok yang lincah dan ceria. Mungkin tak ada yang menduga jika pelantun "Better When I'm Dancin'" itu pernah mengalami depresi dan serangan panik.
Ya, Meghan Trainor juga termasuk dalam perkiraan 23 persen wanita Amerika yang berjuang mengatasi masalah kesehatan mental. Hal itu terungkap dalam sesi wawancara podcast The Dan Wootton Interview, Maret 2018 lalu. Kecemasan dan depresi Meghan bermula dari gangguan pita suara yang dialaminya sehingga mengancam karier bermusiknya yang ketika itu baru dimulai.
Baca Juga
Kekerasan pada Anak Bisa Picu Serangan Panik, Depresi, hingga Luka Batin yang Membekas Sampai Dewasa
Pengalaman Olivia Rodrigo Diinterogasi Petugas Imigrasi Gara-gara Namanya Mirip dengan Pelaku Kriminal
Profil Zahwa Nadhira yang Jadi Menantu Mahfud MD, Perempuan yang Hobi Belajar dan Kini Tempuh Studi Doktoral HI Unpad
Melansir laman Glamour, Minggu (8/4/2018), Meghan Trainor sempat khawatir bahwa kondisi itu akan dialami selamanya. "Aku jatuh dalam depresi dan kecemasan yang panjang dan gila," ucapnya.
Advertisement
Dampak terparah depresi membuat Meghan tak mampu meninggalkan rumah. Dia mengurung diri berhari-hari. Pada akhirnya gejala depresi itu mulai memengaruhi kesehatan fisiknya.
"Aku merasa lumpuh dan nyeri. Akhirnya aku menemui dokter, psikolog, dan terapis. Aku mengatakan pada mereka, 'Punggungku terasa seperti dibakar seseorang'," cerita Meghan Trainor.Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Tenggorokan terkunci dan pulih dari depresi
Hingga suatu saat kondisi kecemasan itu memaksa Meghan mencari bantuan medis secepatnya. Suatu malam, tenggorokan Meghan mengatup dan dia kesulitan bernapas sehingga dilarikan ke IGD. "Mereka bilang aku mengalami serangan panik penuh," lanjut Meghan.
Bukan hal mudah bagi Meghan menerima kenyataan bahwa dia mengalami depresi. Salah satu penyebabnya karena citra ceria dan positif yang selalu ditampilkan ke publik bertolak belakang dengan sisi lain dirinya.
"Aku dulu dikenal sebagai sosok yang mewakili perempuan berani dan mencintai diri sendiri, nyata. Dan lalu aku berada di kondisi yang berbeda. Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur dan ingin tetap berada di sana dan melewati hari," kenang Meghan.
Dengan bantuan tenaga profesional yang tepat, Meghan bisa mengatasi depresi dan merasa kembali kuat. Namun, ada satu pelajaran yang begitu berkesan bagi Meghan. "Pelajaran yang kudapat adalah banyak orang mengalami hal itu tapi tak membicarakannya," ucapnya.
Bagi Meghan kombinasi terapi dan peduli pada diri sendiri telah membantunya menjalani hidup lebih baik. "Berbicara pada terapis mengajariku bahwa aku tak cukup mencintai diriku sendiri. Jadi, sekarang aku meluangkan waktu untuk libur dan diri sendiri," tutupnya.
Advertisement