Liputan6.com, Jakarta Teknik Applied Behaviour Analysis (ABA) dikenal untuk menangani anak-anak autisme. Dalam teknik ini, anak-anak autisme dilatih kemampuan berkomunikasi, memperbaiki tata bahasa, dan mendorong kemampuan akademis.
Saat ditemui dalam acara Hari Kepedulian Autisme Sedunia 2018 di Sofyan Hotel, Jakarta, praktisi Biomedical Intervention Therapy (BIT) Yulia Darmawi mengatakan, teknik ABA digunakan untuk melatih otak anak-anak autisme.
Baca Juga
"Dalam kasus anak autisme kan dia tidak bisa bicara. Teknik ABA diajarkan agar anak autis bisa babbling (ocehan) dulu. Setelah bisa babbling, dia akan meniru apa yang kita ucapkan," kata Yulia pada Minggu (8/4/2018).
Advertisement
Saat proses meniru ucapan, gerak motorik anak dengan membuka mulut akan terlatih. Tak hanya proses meniru ucapan saja, anak autisme juga dilatih meniru gerakan.
"Contohnya, anak diminta mengangkat lengan ke samping. Dia akan melihat kita juga kan mengangkat lengan. Itu ditirukan sama anaknya. Untuk prosesnya tetap dibantu. Jadi, ada terapis di belakang anak, yang membantu mengarahkan gerakan tangan anak," ujar Yulia.
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Latih otak, bukan latih otot
Yulia menambahkan, teknik melatih anak autisme meniru ucapan dan gerakan akan membuat anak terbiasa. Lama-lama anak dengan autisme bisa melakukannya sendiri, tanpa perlu dibantu terapis, yang mengarahkan gerakannya. Kemampuan motorik anak dengan autisme akan meningkat.
"Mungkin meniru gerakan, seperti latihan buka mulut (dari babbling) saja terbilang simpel (mudah) bagi orang normal, tapi buka mulut saja ternyata juga melatih kemampuan ototnya," tambahnya.
Meski terapi ABA juga membuat kemampuan otot gerak dan pengucapan meningkat. Hal itu bukan secara fokus melatih otot anak, melainkan otak anak.
"Teknik ABA itu melatih otak, bukan melatih otot. Ini berhubungan dengan kemampuan respons saraf anak," Yulia melanjutkan.
Advertisement