Liputan6.com, Jakarta Anda yang suka bergadang wajib hati-hati. Sebuah penelitian mengatakan, kurang tidur dan bergadang, bahkan hanya semalam, dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer (penyakit pikun parah dan tak terobati).
Baca Juga
Studi ini diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences. Dikutip dari Tech Times, Rabu (11/4/2018), penelitian ini melibatkan 20 peserta yang tidur di pusat uji klinis National Institutes of Health di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.
Advertisement
Pada pagi hari, peneliti mengambil hasil pemindaian subjek berusia 22-72 tahun, dengan positron emission tomography atau PET. Tujuannya untuk melihat protein di otak mereka.
Dua minggu kemudian, mereka melakukan hal yang sama. Hanya saja, seorang perawat membangunkan mereka setiap jam. Tiga puluh satu jam kemudian, pemindaian yang sama dilakukan.
Hasilnya, otak 19 dari 20 peserta mengandung beta-amyloid yang lebih tinggi ketika mereka sulit tidur, dibandingkan dengan yang melakukan tidur dengan cukup.
Beta-amyloid merupakan jenis protein yang digunakan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer. Otak secara teratur memproduksi beta-amyloid sebagai senyawa yang mendahului jenis protein lain.
Kurang tidur membuat beta-amyloid terus menerus terbentuk. Orang dengan Alzheimer memiliki kadar beta-amyloid yang tinggi.
Simak juga video menarik berikut ini:
Hubungan Produksi Beta-Amyloid dan Alzheimer
Walau begitu, belum diketahui hubungan sulit tidur dengan proses peningkatan produksi beta-amyloid. Selain itu, tidak jelas apakah sulit tidur mampu mempengaruhi proses pembersihan otak atau tidak.
Belum diketahui pula apakah beta-amyloid yang terkumpul sepanjang orang sulit tidur, mampu menyebabkan perkembangan penyakit Alzheimer dan gejala demensia.
Namun yang pasti, ada hubungan antara tidur dengan produksi protein tersebut. Hal ini secara tidak langsung terkait dengan penyakit Alzheimer.
Penelitian sebelumnya menunjukkan, pola tidur yang buruk bisa meningkatkan gejala penyakit Alzheimer.
Advertisement