Liputan6.com, Jakarta Osteoporosis bukan alasan untuk tidak berolahraga. Penderita malah disarankan untuk terus melatih tulang-tulangnya. Hal ini untuk mencegah patah tulang terjadi berkali-kali pada mereka yang menderita osteoporosis.
"Patah tulang karena osteoporosis ditakutkan pada tahun berikutnya akan patah lagi. Ada teori menyatakan, kalau saat ini dia patah tulang karena osteoporosis, tahun depan akan mengintip lagi. Pasti ada sesuatu yang patah lagi," kata Dr Ade Jeanne L Tobing, dokter spesialis kedokteran olahraga, ketika ditemui Health Liputan6.com di sela kampanye Anlene bertajuk "Ayo Indonesia Bergerak," di Jakarta, ditulis Kamis (12/4/2018).
Baca Juga
Karena itulah, penderita osteoporosis yang belum maupun sudah mengalami patah tulang harus melatih keseimbangan dan kekuatan agar tulang lebih tebal dan kuat.
Advertisement
Sementara itu, jika patah tulang disebabkan oleh kecelakaan, harus dilihat bagaimana bentuk patahannya.
"Kalau patahnya hancur banget kan harus diperbaiki. Kalau hanya melintang, penyembuhan bisa lebih cepat. Bisa sampai tiga bulan sampai enam bulan," ucap dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya, Jakarta, ini.
Walaupun begitu, dalam waktu tersebut, tubuh harus tetap bergerak secara aktif. Jadi, biarpun kaki sedang dalam keadaan patah, tangan dan bagian tubuh lain harus tetap bergerak.
Simak juga video menarik berikut ini:
Dislokasi Harus Lakukan Stretching
Sementara, apabila Anda mengalami dislokasi, yaitu ketika tulang keluar dari sendi utamanya, butuh melakukan stretching.
"Dislokasi bisa direposisi kembali dan kemudian dilatih stretching dulu, baru penguatan," tambah Ade.
Mereka yang mengalami dislokasi tidak boleh langsung melakukan aktivitas atau latihan fisik dengan intensitas tinggi.
Tulang memerlukan bantuan otot agar dapat bergerak. Namun, tulang yang kuat pun masih bisa patah, otot bisa melemah, dan sendi dapat rusak karena cidera atau penyakit. Untuk mencegah hal itulah, kenapa olahraga secara rutin perlu dilakukan.
Advertisement