Sukses

Kisah Bocah Alvin, Rela PP Parung-Jakarta agar Tetap Sekolah

Sudah seharusnya kita banyak belajar dari kisah yang dialami bocah Alvin. Dia rela pergi sendirian PP Parung-Jakarta agar bisa tetap sekolah

Liputan6.com, Jakarta Lima hari dalam satu minggu, bocah laki-laki bernama Alvin ini selalu menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer untuk sampai ke sekolahnya. Alvin yang masih duduk di kelas 1 sekolah dasar ini, bersekolah di SDN Kebon Kacang 02 Petang. Sementara tempat tinggalnya berada di Parung. 

Sehari-hari Alvin naik Commuter Line, demi bisa sampai sekolah. Untuk bisa sampai ke stasiun ia pun harus berjalan kaki berjam-jam. Begitu sampai stasiun, Alvin ke sekolah juga dengan berjalan kaki karena memang tak memiliki ongkos. Ia hanya mengantongi uang untuk naik kereta, tak ada bekal sama sekali yang dibawa.

Kondisi Alvin ini diceritakan oleh Carolin Ferry, seorang pekerja yang seringkali bertemu Alvin saat naik kereta. Ia membagi pengalamannya bertemu Alvin di laman Facebooknya.

"Ada yg tau ade ini? Hebat loh. Sekolah di Tanah Abang rumahnya di Parung Panjang. Sekolahnya, dia bilang di sekitaran Thamrin City. Dan tiap hari si ade ini jalan kaki dari Thamrin City ke stasiun Tanah abang (itu kan jauh ya), PP naik kereta dan pulangnya juga dr stasiun Parung Panjang ke rumahnya jalan kaki (katanya jauh juga)," tulis Caroline.

Rupanya Caroline dan temannya Lucia, sangat tersentuh dengan kondisi bocah Alvin. Mereka pun janjian untuk bertemu Alvin dan mengantarkannya sampai rumah.

Fakta miris lain pun terungkap. Rupanya ibu Alvin baru saja menjalani operasi caesar dan tak bisa mengurusnya secara maksimal, karena harus banyak istirahat.

 

2 dari 2 halaman

Alpin Tinggal di Rumah Triplek

Ayah dari Alpin adalah pekerja bangunan lepas dan jarang pulang ke rumah. Ia merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara dan memiliki dua adik yang masih kecil, berusia 3 tahun dan 6 bulan.

"Tinggal di Griya Bakung Raya 3, Parung Panjang. Teman saya dan dd Alpin bertemu dengan ular dan kondisi jalanan yang kurang penerangan dengan perjalanan waktu sekitar 1 jam kurang (berjalan kaki). Dd alpin tidak memiliki rumah, melainkan menumpang di rumah kakak ibunya, dan membangun sebuah kamar yang dibangun dengan menggunakan triplek tepat di depan rumah," tulis Lucia dalam laman Facebook yang dibagikannya ke akun Facebook KRL Mania.

Untuk bisa sekolah, Alpin berangkat jam 09.00 pagi menuju stasiun Parung Panjang. Hal ini karena Alpin masuk sekolah jam 13.00 siang. Perjalanan dari rumah menuju stasiun ditepuh Alpin dengan berjalan kaki, karena hanya memiliki uang untuk naik kereta.

"Jangankan uang jajan, bekal makanan pun gak pernah. Jika ia diberi uang oleh orang lain, selalu ia kasih ke ibunya untuk dibelikan beras," tulis Lucia

Lucia dan Caroline pun mengungkap kalau ada yang ingin menolong Alpin, bisa menghubungi mereka. Atau jika ada yang bertemu langsung dengannya bisa bantu memberikan sedikit rezeki.

Tetap semangat sekolah, Alpin!

Reporter: Mutia/Dream.co.id