Liputan6.com, Jakarta Untuk orang-orang yang sensitif kafein tapi ingin minum kopi, biasanya akan dianjurkan minum kopi decaf. Terdengar asing, memang. Akan tetapi kopi ini yang dinilai cukup aman untuk dikonsumsi.
Apakah Anda pernah mengonsumsi kopi jenis ini? Jika ya, apakah Anda tahu fakta sebenarnya dari kopi decaf?
Baca Juga
Berikut 5 fakta menarik seputar kopi decaf yang patut Anda ketahui:
Advertisement
1. Kopi decaf tak berarti bebas kafein
Sesuai rekomendasi Food and Drug Administration (FDA), agar bisa disebut kopi decaf, biji kopi harus kehilangan 97% kandungan kafeinnya. Artinya, masih ada kandungan kafein di dalam kopi decaf, meski sangat sedikit.
Jumlah kafein yang dikonsumsi dari 5-10 cangkir kopi decaf kurang lebih sama dengan 2 cangkir kopi biasa. Jadi, Anda yang sensitif dengan kafein atau harus membatasi konsumsi kafein, bukan berarti boleh mengonsumsi kopi decaf sebanyak yang diinginkan.
2. Jumlah kafein di dalam produk kopi decaf bervariasi
Kandungan kafein di dalam biji kopi tak selalu sama. Ada yang lebih banyak, ada pula yang sedikit. Oleh sebab itu, meski sudah dihilangkan 97% kandungan kafeinnya, sebagian produk kopi decaf masih mengandung kafein dalam kadar yang cukup besar. Secara umum, kandungan kafein dalam satu cangkir kopi decaf bervariasi antara 3-12 mg. Bahkan, ada pula yang lebih dari 20 mg per cangkir.
Â
Kopi Decaf
3. Kafein lebih sedikit dalam biji kopi decaf yang berwarna lebih gelap
Kopi dengan aroma dan rasa yang kuat kerap dianggap tinggi kafein. Padahal, biji kopi berwarna terang (light roast) lebih banyak mengandung kafein ketimbang yang berwarna lebih gelap (dark roast). Ini karena semakin lama dipanggang, kandungan kafein dalam biji kopi akan semakin berkurang.
4. Konsumsi kopi decaf bermanfaat untuk kesehatan
Salah satu efek samping konsumsi kopi adalah naiknya asam lambung hingga ke kerongkongan atau disebut penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease). Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar di dada setelah minum kopi. Bagi penggemar kopi yang kerap mengalami keadaan ini, kopi decaf dapat menjadi solusinya.
Tak hanya itu, satu cangkir kopi decaf maupun kopi biasa per hari juga berhubungan dengan berkurangnya risiko diabetes tipe 2 hingga 7%. Temuan ini memberi kesimpulan bahwa ada komponen lain dalam kopi, selain kafein, yang berefek positif pada tubuh.
Kopi decaf pun diketahui memiliki efek protektif terhadap organ hati. Penelitian menemukan adanya hubungan antara konsumsi kopi decaf dengan penurunan kadar enzim hati, penanda kerusakan sel hati.
Manfaat lain, berkurangnya risiko kanker usus besar sebanyak 48% dengan konsumsi setidaknya 2 cangkir kopi decaf per hari.
5. Kopi decaf dapat meningkatkan kadar kolesterol darah
Menurut American Heart Association (AHA), konsumsi kopi decaf dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Pernyataan ini berdasarkan hasil penelitian pada 3 kelompok responden.
Kelompok pertama mengonsumsi 3 cangkir kopi biasa, sedangkan kelompok kedua mengonsumsi 3 cangkir kopi decaf per hari. Kelompok yang ketiga tidak mengonsumsi keduanya.
Setelah 3 bulan, ditemukan bahwa hanya kelompok yang mendapat kopi decaf yang mengalami peningkatan kadar apolipoprotein B sebesar 8% atau lebih. Apolipoprotein B merupakan komponen pembentuk kolesterol jahat (LDL).
Jadi, sudah yakin dengan pilihan kopi yang Anda minum? Meski berlabel kopi decaf, pastikan Anda tidak mengonsumsinya secara berlebihan, atau cukup 2-3 cangkir per hari. Pastikan pula produk yang dipilih telah melalui proses dekafeinasi yang aman dan terstandardisasi, yaitu yang bertuliskan naturally decaffeinated atau Swiss water processed. Selamat minum kopi!
Penulis :Â dr. Fiona Amelia MPH / Klik Dokter
Advertisement