Liputan6.com, Jakarta Dokter Kecil Award 2012 yang saya ikuti saat bersekolah di SDK Sang Timur, Cakung, Jakarta Timur lah yang akhirnya membawa saya ke Camp Hulu Cai, Ciawi, Bogor. Saya mendapat kesempatan untuk bertemu dan berkumpul dengan para penerima anugerah Dokter Kecil Award dari berbagai generasi sejak acara ini diselenggarakan tahun 2008.
Baca Juga
Reuni 1 Dekade Dokter Kecil Award 2018 ini saya mewakili DKI Jakarta. Tiga hari acara bakal berlangsung dan sudah dimulai sejak kemarin, tanggal 17 April. Akan berakhir pada hari Jumat, 20 April. Baru dua hari saya sudah mendapat banyak pelajaran.
Advertisement
Mulai dari hari pertama, saya diajari hidup lebih mandiri, bertoleransi dan beradptasi dengan bermacam-macam orang dari berbagai macam daerah. Salah satu yang menarik, saya belajar bermain alat musik khas Jawa Barat, angklung.
Di hari kedua, materi jauh lebih banyak. Melalui kelas inspirasi, saya belajar bagaimana menjadi “health ranger” atau agen kesehatan yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Dokter Adib Khumaidi yang ahli tulang itu menegaskan bahwa kami harus bisa memengaruhi lingkungan sekitar untuk menciptakan kondisi yang bersih dan sehat.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Ratih Zulhaqqi menguatkan materi yang diberikan Dokter Adib. Kami diajari bagaimana berkomunikasi dengan baik dan efektif. Komunikasi yang baik dan efektif, katanya membantu kami dengan mudah memengaruhi orang lain bila tepat sasaran dan pesan tersampaikan. Dia memberikan kunci cara mengingatnya. Ingat REACH yang diuraikan menjadi Respect, Empathy, Audible, Clarity, dan Humble. Semua itu harus menjadi standar saat hendak menyampaikan pesan.
Konkret
Selanjutnya, Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Abdi Susanto membawa kami masuk ke ranah yang lebih konkret dengan praktik membuat meme. Kami beruntung dapat belajar bagaimana menyampaikan pesan entah lewat tulisan atau gambar sehingga memiliki impact bagi publik. Di sesi ini, saya mendapatkan banyak masukan bagi postingan meme di Instagram yang pernah saya buat. Sangat membantu saya sebagai bagian dari BP OSIS SMA Santa Ursula Sie Cinta Lingkungan.
Dari situ saya belajar bagaimana membuat kalimat yang bisa berpengaruh bagi publik. Apalagi sebagai pecinta lingkungan, saya memiliki kewajiban menularkan kepedulian lingkungan mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah sesuai dengan jenis dan tempatnya kepada lebih banyak orang.
Yang juga menarik, dokter Koko yang nama panjangnya Andi Khomeini Takdir Haruni memberi semangat untuk makin aktif di dunia media sosial. Saya menyadari bahwa media sosial adalah wadah positif untuk berbagi ilmu baik dalam bidang kesehatan maupun lainnya.
Yang terakhir, kami dibekali pemahaman bagaimana menjadi pemimpin yang baik. Kepemimpinan yang melayani dibandingkan yang otoriter perlu dijiwai setiap orang, termasuk saya. Dengan kepemimpinan ini (yang melayani) diharapkan kami bisa membangun Indonesia menjadi negara maju.
Penulis : Luisa Yulia Saputra , Kelas 11 IPA, SMA Santa Ursula Jakarta
Advertisement