Liputan6.com, Jakarta Pencegahan kanker serviks bisa dilakukan dengan dua cara; suntik vaksin HPV dan skrining. Untuk vaksinasi, dokter spesialis penyakit dalam dari In Harmony Clinic, Kristoforus Hendra Djaya, menganjurkan diberikan sedini mungkin, yaitu di umur 10 sampai 13 tahun.
Mengapa? Kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus. Proses masuknya terjadi saat anak perempuan Anda mulai aktif berhubungan seksual. Nah, mumpung virus belum masuk, vaksinasilah. Apabila sudah menikah, jangan lupa skrining.
Baca Juga
"Jadi, ini kombinasi," kata Hendra dalam diskusi Ayo Vaksin HPV pada Kamis, 19 April 2018.
Advertisement
Boleh tidak seandainya hanya memilih satu, antara suntik vaksin HPVÂ atau skrining? Hendra menjawab boleh, tapi untuk yang belum pernah berhubungan seksual.
"Kalau sudah berhubungan seksual, dua-duanya harus. Enggak bisa pilih salah satunya, karena ini tidak menggantikan, tapi melengkapi."
Menurut Hendra, suntik vaksin HPV merupakan pencegahan primer dan skrining pencegahan sekunder.
"Vaksinasi itu seperti benteng, mempertahankan sebelum virus masuk. Tidak bisa apa-apa kalau HPV sudah masuk sel. Maka itu, harus suntik vaksin HPV dan skrining untuk cegah kanker serviks."
Â
Suntik Vaksin HPV Ibarat Jaket Besi
Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini mengibaratkan vaksin HPV selayaknya pakaian besi yang akan dipakai berperang.
Kemungkinan untuk mati akibat ditembak akan sangat kecil, karena peluru akan mental. Namun, apa jadinya kalau yang perang itu justru dibombardir dengan bom, besar kemungkinan mati juga.
Hendra tidak bisa memastikan individu yang telah divaksin akan 100 persen terbebas dari risiko terinveksi. Semua bergantung pada jumlah virus yang masuk ke dalam tubuhnya nanti.
Namun, walau belum tentu bisa melindungi 100 persen, vaksinasi HPV membuat risiko kena kanker serviks jadi jauh lebih kecil.
Advertisement