Liputan6.com, Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, akan melibatkan pelajar sekolah dasar untuk menjadi kader juru pemantau jentik sebagai antisipasi penyakit demam berdarah. "Kami akan libatkan pelajar sekolah dasar sebagai kader juru pemantau jentik untuk mengantisipasi demam berdarah," kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Muhammad Alwan di Tangerang, Ahad (7/8).
Alwan mengatakan bahwa para pelajar tersebut nantinya akan diberikan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Alasannya, para pelajar sekolah dasar sangat rawan sekali terkena penyakit demam berdarah karena lingkungan sekolah yang kotor.
Selain itu, para siswa kerap kali kurang peduli dengan kebersihan lingkungan sekolahnya. Hal tersebut dapat menjadi faktor berkembang biaknya nyamuk. "Setidaknya, kami ingin membantu agar para siswa peduli terhadap lingkungan kelasnya agar kegiatan belajar mengajar menjadi aman," katanya.
Dinas Kesehatan sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dan rencananya program sosialisasi tersebut akan direalisasikan setelah bulan puasa mendatang. "Kami sudah berkoordinasi dan mendapat respons yang baik dari dinas pendidikan karena menciptakan sekolah yang sehat," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 550 Juta dari APBD tahun 2011 dan APBD Perubahan untuk pencegahan demam berdarah. Dana itu digunakan untuk memberdayakan ribuan kader. Sebab, peran kader juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pencegahan demam berdarah dengue sangat besar.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, telah memberdayakan sebanyak 4.917 kader Jumantik untuk mengantisipasi wabah demam berdarah. Setiap kader, bertugas mengawasi 20 rumah dalam mengantisipasi demam berdarah.(Ant/ULF)
Alwan mengatakan bahwa para pelajar tersebut nantinya akan diberikan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Alasannya, para pelajar sekolah dasar sangat rawan sekali terkena penyakit demam berdarah karena lingkungan sekolah yang kotor.
Selain itu, para siswa kerap kali kurang peduli dengan kebersihan lingkungan sekolahnya. Hal tersebut dapat menjadi faktor berkembang biaknya nyamuk. "Setidaknya, kami ingin membantu agar para siswa peduli terhadap lingkungan kelasnya agar kegiatan belajar mengajar menjadi aman," katanya.
Dinas Kesehatan sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, dan rencananya program sosialisasi tersebut akan direalisasikan setelah bulan puasa mendatang. "Kami sudah berkoordinasi dan mendapat respons yang baik dari dinas pendidikan karena menciptakan sekolah yang sehat," katanya.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 550 Juta dari APBD tahun 2011 dan APBD Perubahan untuk pencegahan demam berdarah. Dana itu digunakan untuk memberdayakan ribuan kader. Sebab, peran kader juru pemantau jentik (Jumantik) dalam pencegahan demam berdarah dengue sangat besar.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, telah memberdayakan sebanyak 4.917 kader Jumantik untuk mengantisipasi wabah demam berdarah. Setiap kader, bertugas mengawasi 20 rumah dalam mengantisipasi demam berdarah.(Ant/ULF)