Liputan6.com, Jakarta Hati-hati apabila menggunakan termometer. Hal ini karena adanya jamur yang dapat menimbulkan penyakit, bisa menulari ketiak dan tubuh Anda.
Termometer yang terinfeksi jamur berbahaya ini diakibatkan oleh dokter yang tidak mencucinya dengan benar, sebelum menggunakannya pada orang sakit.
Baca Juga
Jamur tersebut berjenis Candida Auris Jepang dan menyerang 200 orang pasien di Inggris, serta membuat mereka memenuhi bangsal perawatan intensif di seluruh rumah sakit di sana.
Advertisement
Melansir The Sun, Rabu (25/4/2018), wabah ini membuat para ahli dari laboratorium senjata kimia di sana mencari cara untuk mengatasi infeksi.
Kumpulan jamur tersebut hidup di dalam tubuh selama bertahun- tahun, sebelum menimbulkan kerusakan pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah.
Tahun lalu, para ilmuwan dari Porton Down, sebuah fasilitas sains pemerintah Britania, mengambil sampel racun novichok dari rumah Sergei Skripal untuk diuji.
Penelitian itu bertujuan untuk menguji disinfektan dan antiseptik yang sebelumnya gagal dalam membasmi jamur tersebut.
Ahli kesehatan di Inggris pun bingung bagaimana penyakit itu bisa menyebar.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Menular dari Termometer Dokter
Sebuah penelitian di Universitas Oxford menemukan, termometer yang digunakan pada 57 dari 66 pasien yang dirawat dengan perawatan intensif, mengandung jamur tersebut.
"Meskipun ada sejumlah intervensi pengendalian infeksi, wabah itu hanya bisa dikendalikan dengan menyingkirkan pengukur suhu," kata penulis dalam studi itu, Dr. David Eyre.
"Ini memperkuat kebutuhan untuk menyelidiki lingkungan dengan hati-hati, khususnya pada peralatan pasien yang digunakan banyak orang," ujar David.
Tujuh pasien mengalami infeksi yang cukup parah, namun tidak ada yang meninggal secara langsung akibat penyakit tersebut.
Â
Advertisement
Kebal Obat-Obatan
Dikutip dari Telegraph, jamur tersebut pertama kali diidentifikasi di Jepang pada 2009, di lubang telinga seorang wanita berusia 70 tahun.
Sejak saat itu, jamur tersebut menyebar ke seluruh dunia. Kasus di Inggris sendiri pertama kali terdeteksi pada 2013. Penyakit tersebut bahkan terbukti kebal dari obat-obatan kelas tiga.
Penyakit ini bahkan bisa berakibat fatal, terutama bagi yang memiliki sistem kekebalam tubuh lemah. Aliran darah bisa terinfeksi, serta menyebabkan cacat seperti kehilangan pendengaran.