Sukses

Pakai Pakan Pengganti Antibiotik Buatan Sendiri, Ukuran Ayam Tetap Kecil

Pakan pengganti antibiotik buatan sendiri tidak seefektif pakan buatan pabrik, ukuran ayam tidak bertumbuh besar.

Liputan6.com, Jakarta Artikel ini hasil liputan investigasi penulis dengan topik "Efektivitas Makanan Pengganti Antibiotik pada Unggas." Liputan yang dilakukan selama Maret 2018 sebagai bagian penilaian “Fellowship for Journalist Protecting Lives and Livelihoods." Beasiswa diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bekerja sama dengan FAO (Organisasi Pangan Dunia).

Ina Rohadi, pemilik peternakan Ayam Herbal Green-Poultry (dahulu Ayam Herbal Probiotik Green-Poultry) gagal membuat pakan probiotik sendiri untuk 1.000 ayam broiler kesayangannya. Padahal, pakan tersebut terdiri atas bahan-bahan alami, misal, jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung daging dan tulang, serta pecahan gandum.

Kandungan nilai gizi pada pakan ayam alami buatan juga kaya karbohidrat dan konsentrat—pakan mengandung protein tinggi. Pada umumya, sumber konstentrat dari tepung ikan. Nilai potein pada pakan pun tinggi.

Ketika pakan alami buatan sendiri diberikan kepada ayam, efektivitas pakan itu tidak membuahkan hasil. Pakan probiotik—tidak mengandung antibiotic growth promoter (AGP)—kepada ayam-ayamnya.

Baca selanjutnya: Pakan Ayam Sudah Herbal, Tekstur Daging Lebih Padat

Pada buku Kebijakan Penggunaan Antibiotic Growth Promoters dan Ractopamine dalam Mendukung Keamanan Pangan Nasional yang diterbitkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2017, probiotik adalah bahan pengganti antibiotik yang mengandung mikroorganisme baik untuk saluran pencernaan hewan. Di dalam usus ternak akan didominasi mikroba (bakteri) yang sehat.

“Pernah uji coba kasih pakan buatan sendiri. Ayamnya memang tetap sehat, tapi kok tubuhnya segitu-gitu saja, tidak besar. Ayam tetap kecil. Beda dengan pakan probiotik hasil buatan pabrik. Kalau pakai pakan buatan pabrik, ayam justru tumbuh besar,” kata Ina sambil tertawa tatkala berbincang dengan Liputan6.com di rumahnya, yang berada di daerah Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu, 25 Maret 2018.

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Gunakan formula khusus

Ina juga tampak heran, mengapa pakan buatan sendiri tidak membuat ayam bertumbuh besar layaknya pakan dari pabrik. Bahan-bahan alami yang digunakan sudah sama seperti bahan yang ada di label karung pakan probiotik buatan pabrik.

Efek pertumbuhan ayam yang tetap kecil diketahui dari pantauan mingguan dan jelang panen. Rata-rata berat badan ayam selama seminggu atau dua minggu mencapai 180 gram sampai 200 gram.

Ukuran ayam yang tetap kecil ada juga di bawah 130 gram. Saat panen biasanya ayam yang akan dikirimkan pada pelanggan bisa seberat 1,2 kg. Berbeda dengan peternakan ayam probiotik atau organik lain, yang mungkin masa panen ayam 30 hari atau 35 hari, masa panen di peternakan Ayam Herbal Green-Poultry selama 27 hari.

"Heran juga saya. Ini bisa terjadi karena pakan industri menggunakan formula khusus. Walaupun kami sudah menggunakan bahan yang sama, belum dapat menghasilkan efek pertumbuhan ayam yang baik. Bisa jadi, saat kasih pakan buatan sendiri ke ayam. Ayam sebenarnya tidak suka. Kalau pun suka, pakan buatan sendiri mungkin tidak diserap sama metabolisme pertumbuhan badan. Alhasil, bukannya gede (ayam tumbuh besar), malah kecil pertumbuhannya,” ujar Ina dengan raut wajah yang agak berkerut.

3 dari 3 halaman

Masih andalkan buatan pabrik

Efek makanan pengganti antibiotik yang memengaruhi pertumbuhan ayam ditanggapi Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Fadjar Sumping. Melalui sambungan telepon, Fadjar mengatakan, makanan pengganti antibiotik memang belum dapat sepenuhnya dibuat sendiri oleh para peternak.

“Salah satu hambatan yang dihadapi sekarang, para peternak belum bisa mencampur sendiri bahan-bahan alami (probiotik atau herbal) untuk dibuat jadi pakan ternak. Jadi, untuk pakannya ya masih tergantung dengan industri pakan, yang sudah memproduksi pakan tanpa kandungan AGP di dalamnya. Karena formula pembuatannya memang beda (antara buatan sendiri dan industri),” kata Fadjar.

Demi mencukupi kebutuhan pakan ayam, Ina menggunakan pakan probiotik tanpa AGP, hasil produksi PT Charoen Pokphand Indonesia. Pilihan pakan yang jatuh pada PT Charoen Pokphand Indonesia dinilai produk pakan tersebut berkualitas baik.

Ina dan tim sudah mencoba beberapa produk pakan industri lain, tapi tidak ada yang tingkat keberhasilannya baik, seperti produk pakan PT Charoen Pokphand Indonesia. Produk pakan dari industri tersebut membuat pertumbuhan ayam lebih sehat.

“Ya, ada rupa, ada harga juga. Kalau Pokphand ini termasuk agak mahal. Tentunya, sebanding dengan kualitas yang diperoleh,” Ina melanjutkan.