Sukses

Rajin Pap Smear Tak Berarti Bebas Kanker Serviks

Elly Emawati adalah penyintas kanker serviks padahal dia sudah sangat rajin melakukan pap smear

Liputan6.com, Jakarta Rutin cek pap smear setiap tahun bukan berarti terbebas dari kemungkinan kena kanker serviks. Elly Emawati buktinya.

"Padahal saat pap smear dinyatakan bersih dan tidak ada apa-apa," ujar dia pada sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat belum lama ini.

Awal mula Elly mulai curiga ada yang tidak beres di tubuhnya sesudah dia kemoterapi untuk kanker usus.

"Delapan bulan setelah operasi, saya mengalami keputihan, tetapi tidak berbau dan putih seperti pipis (bening dan tidak lengket)."

Penyintas kanker serviks yang juga anggota CISC ini kemudian pergi ke dokter kandungan. Dokter bilang hanya kena infeksi jamur biasa. Elly pun diresepkan obat penghilang jamur yang mesti dia habiskan.

"Ternyata masih juga keputihan. Satu bulan kemudian saya balik ke dokter yang menangani kanker usus saya," ujar Elly.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

2 dari 5 halaman

Dokter Curiga Elly Kena Kanker Serviks

Dokter tersebut mula-mula curiga kalau Elly kena kanker serviks. Akan tetapi sang dokter tahu bahwa pasiennya itu rajin sekali melakukan pap smear. Guna mendapatkan hasil yang pasti, Elly minta dirujuk ke dokter kandungan onkologi.

Elly menceritakan semua hal yang terjadi padanya. Dia bercerita, sewaktu membaca hasil pemeriksaan, dokter curiga kanker serviks.

"Saya bilang saya selalu pap smear. Akhirnya diulang lagi (pemeriksaannya) sama dokter tersebut. Hasilnya sama, saya didiagnosis kanker serviks, tapi masih stadium awal," kata Elly.

Saat itu perasaan Elly campur aduk. Sedih sudah pasti, tapi di lain hal dia tahu bahwa stadium satu masih bisa disembuhkan, dan hidup layak seperti sedia kala.

"Karena stadium masih satu, jadi saya dioperasi. Dibuang semua peranakannya, kandungan hilang, indung telur juga hilang," kata Elly.

Menikah selama 26 tahun, mungkin saat itu menjadi hari terberat di dalam hidupnya Elly. Dia harus rela kehilangan 'harta' yang tak ternilai harganya itu.

"Tapi tidak apa-apa karena dengan begitu kita punya kesempatan hidup yang panjang," katanya.

 

3 dari 5 halaman

Positif Kanker Serviks, Rahim pun Diangkat

Menurutnya, kalau dibersihkan semua, diharapkan tidak terjadi penyebaran ke mana-mana. Lagi pula kanker serviks yang bisa dioperasi itu hanya sampai stadium 2A.

"2B saja sudah dibilang stadium lanjut. Jadi, memang, benar-benar bersyukur ditemukan di stadium satu, yang tingkat kesembuhannya besar sekali," kata wanita berjilbab itu.

Operasi pun dilakukan. Saat itu dokter menemukan tipe kanker serviks yang agak berbeda dan merupakan kasus yang agak jarang.

"Kalau saya terkenanya di bagian kelenjar. Yang kalau di pap smear, itu tidak tampak," ujarnya.

Jenis kanker yang ditemukan adalah adenokarsinoma yang mengenai kelenjar bukan di sel skuamosa (kulit) sehingga tidak terdeteksi melalui pap smear.

Karena itu wanita berumur 51 tahun ini menganjurkan seluruh perempuan yang sudah bekerja untuk tes HPV DNA baru setelah itu suntik vaksin HPV, kemudian lanjut skrining buat yang sudah melakukan hubungan seks. '

"Menurut saya yang paling bagus adalah HPV DNA. Sesudah bersih baru vaksinasi HPV."

 

4 dari 5 halaman

Tes HPV DNA Cegah Kanker Serviks

Pada diskusi bertajuk Ayo Vaksin HPV itu hadir pula dokter spesialis penyakit dalam dari In Harmony Clinic, Kristoforus Hendra Djaya, yang menjelaskan apa itu HPV DNA.

Menurut dr Kristo, tes HPV DNA adalah tes untuk mendeteksi adanya DNA virus HPV di tubuh wanita. Metode pengambilan sampel jaringan serviks, kata dia, tidak berbeda jauh dari pap smear. Hanya saja jika hasil sapuan jaringan serviks dengan pap smear bisa dilihat di bawah mikroskip untuk melihat perubahan jaringan serviks, pada HPV DNA pemeriksaan dilanjutkan dengan mencari DNA HPV. Baru setelah itu dicari tipe virusnya.

"Jika positif ditemukan HPV penyebab kanker, misal tipe 11, 18, atau 52, maka dicari apakah sudah ada tanda perubahan jaringan yang mengarah ke kanker," kata dr Kristo.

"Rekomendasinya tindakan operasi meskipun belum bergejala, tetapi jika tidak ditemukan HPV DNA, maka dianjurkan vaksin HPV,” kata dia menambahkan.

Dokter Kristo, melanjutkan, tes HPV DNA cukup dilakukan empat sampai lima tahun jika hasilnya negatif.

 

5 dari 5 halaman

Pesan Penyintas Kanker Serviks

Elly pun menitipkan pesan. Jangan cepat bersedih apabila didiagnosis kanker serviks stadium satu. Elly, mengatakan, kanker satu ini bisa dicegah.

Terpenting jangan pernah mengabaikan kebaikan dari pap smear. Seperti halnya dia, yang masih merasa beruntung, karena dengan begitu bisa merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuh.

"Jadi, kalau pun terkena kanker serviks, masih stadium awal dibandingkan kita tidak pernah skrining, pap smear, dan vaksin," ujar Elly.