Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin tidak menyangka ganja, yang merupakan salah satu jenis narkotika yang dilarang di Indonesia rupanya dapat mengobati gangguan mental. Washington State University merilis temuan baru yang mengklaim penggunaan ganja dapat membantu mereka yang berjuang melawan gangguan kesehatan mental, seperti stres dan kecemasan.
Dilansir dari Tech Times, Rabu (25/4/2018), sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Affective Orders menyebutkan mereka yang mengalami gangguan mental, setelah menggunakan ganja, mampu mengurangi stres, depresi, dan kecemasan.
Baca Juga
Pada penelian tersebut, para peneliti meminta para peserta yang mengalami gangguan mental untuk menghirup dua helai ganja. Mereka ingin melihat bagaimana dua senyawa kimia yang terdapat pada ganja, yakni tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) bekerja.
Advertisement
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti menemukan satu gumpalan ganja yang mengandung kadar cannabidiol lebih tinggi dapat mengatasi masalah depresi. Selain itu, mereka yang menggunakan dua gumpalan ganja dapat mengurangi gejala kecemasan.
Selain itu, para peserta yang menggunakan 10 atau lebih helai ganja dengan kombinasi kedua senyawa kimia yang sama-sama kuat, maka gejala stres pun dapat diatasi.
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Hanya Sementara
Meski demikian, peneliti mengatakan penggunaan ganja untuk mengurangi gangguan mental tersebut hanya bersifat sementara. Artinya, mereka yang secara terus menerus menggunakan ganja akan menyebabkan depresi berat di kemudian hari.
Ganja dapat mengatasi masalah gangguan tidur
Selain dapat mengatasi gangguan mental, menurut pernyataan American Academy of Sleep Medicine yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine, menghirup ganja juga dapat menyembuhkan mereka yang mengalami gangguan tidur, yaitu sleep apnea.
Organisasi ini percaya mereka yang mengalami gangguan tidur harus menghindari penggunaan ganja medis. Hal ini karena tidak adanya cukup bukti obat tersebut dapat membantu mereka yang mengalami sleep apnea.
Advertisement