Sukses

Ibu Bekerja Cenderung Perfeksionis Saat Mengasuh Anak, Kenapa?

Psikolog ungkap alasannya serta ciri-ciri orangtua yang perfeksionis dalam mengasuh buah hati.

Liputan6.com, Jakarta Sikap perfeksionis saat mengasuh buah hati paling sering terjadi pada ibu bekerja. Hal ini disampaikan psikolog anak Katherine Lee.

Penyebab ibu bekerja cenderung perfeksionis dalam mengasuh karena terbiasa dengan pencapaian di kantor. Hal tersebut turut diterapkan di rumah.

Selain itu, ibu bekerja juga ingin menunjukkan kepada orang lain kalau menjadi anak-anaknya tetap bisa berprestasi.

"Sikap ini jika terus dilakukan akan berdampak buruk pada diri sendiri dan buah hati. Cobalah untuk menikmati tiap momen bersama anak tanpa ekspektasi kesempurnaan. Hubungan pasti jadi lebih hangat dan level stres akan menurun," ungkap Lee mengutip Verywell. 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Ciri orangtua perfeksionis

Perasaan stres, khawatir, serta penuh tekanan sering dialami para orangtua perfeksionis. Tak hanya berdampak pada dirinya, sikap tersebut juga bisa 'menulari' anak atau memberi dampak buruk pada perkembangan psikologisnya.

"Orangtua yang perfeksionis juga cenderung bersikap demikian dalam setiap aspek kehidupannya. Ketika ada masalah atau gagal, mereka bisa sangat kecewa, bahkan menjadi stres dan depresi. Level kecemasannya pun begitu tinggi," ungkap Lee.

Ada juga yang orangtua yang perfeksionis karena ketakutan kalau pola asuh yang tidak maksimal akan membuat masa depan anak jadi berantakan. Ekspektasi orangtua yang begitu tinggi juga jadi penyebabnya.

"Kesempurnaan jadi tujuan utama dalam mengurus anak. Mulai dari hal terkecil seperti makanan, pakaian, tontonan, hingga pendidikan. Mungkin bagi banyak orang hal ini merupakan wajar, tapi akan menjadi bumerang jika tak terkontrol dan membuat anak menjadi tertekan," ungkap Lee.

Menurut Lee ada beberapa pertanda yang muncul pada orangtua yang perfeksionis. Antara lain selalu mengkritisi diri sendiri, lalu membandingkan pola asuh dengan orang lain lalu merasa kurang.

" Ketika terjadi hal yang tak sesuai rencana dan ekspektasi terkait anak, emosi jadi meledak. Selalu menyiapkan seluruh kebutuhan anak dan tak membiarkannya mencoba sendiri, merasa terganggu jika anak melakukan atau menyelesaikan sesuatu tak sesuai dengan cara Anda," kata Lee.

 

Penulis: Mutia 

Sumber: dream.co.id