Liputan6.com, Jakarta Anggapan bahwa tablet penambah darah menyebabkan hipertensi adalah salah. Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, Prof Dr Endang L Achadi, tablet tersebut justru mengandung zat besi.
"Kira-kira 60 miligram besi dan 450 gram asam folat. Ini tidak ada yang menyebabkan hipertensi," ujar Endang dalam kampanye Merck "Generasi Produktif, Generasi Bebas Anemia" di Menteng, Jakarta, ditulis Jumat (27/4/2018).
Baca Juga
Menurut Endang, tablet penambah darah tidak akan menyebabkan darah dalam tubuh menjadi berlebih, serta pada ibu hami tidak membuat anak menjadi terlalu besar.
Advertisement
"Hipertensi itu karena kelainan pembuluh darah atau kelainan ginjal dengan berbagai sebab, bukan karena tablet tambah darah," kata dia.
Menurut Endang, terkadang tablet ini memang membuat perut perih, warna kotoran menjadi hitam karena zat besi, dan sembelit ataupun mual.
"Ini tidak berbahaya dan biasanya berkurang seiring berjalannya waktu, makin lama makin menyesuaikan diri," kata dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia itu.
Endang menambahkan, apabila tubuh memiliki cukup persediaan zat besi, suplemen tersebut akan dibiarkan lewat dan keluar melalui feses.
"Tetapi kalau kita anemia, maka zat besi dalam tablet tambah darah itu akan diserap. Sebaliknya kalau kita cukup tidak akan berbahaya kok,"Â ucap Endang.
Namun, bagi mereka yang memiliki penyakit thalasemia dan hemokromatosis tidak dianjurkan untuk minum tablet penambah darah.Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Satu Jam Sebelum Tidur
Endang menambahkan, saat yang tepat untuk mengonsumsi tablet penambah darah adalah satu jam sebelum tidur sehingga pada saat tidur obatnya bisa bekerja.
Diakui Endang, terkadang tablet tambah darah memiliki bau yang khas dan tidak sedap.
"Dalam tablet tambah darah itu isinya zat besi dan asam folat. Yang bau itu adalah zat besi," ujar Endang ketika ditemui awak media seusai acara.
Untuk itu, Endang memperbolehkan tablet tambah darah dimakan bersama dengan buah.
Advertisement