Liputan6.com, Jakarta Pedikur di salon ternyata tak hanya bisa menjaga kaki tetap mulus dan bersih. Seorang wanita dari North Carolina, Amerika Serikat, jadi tahu kalau dia memiliki tumor di kaki, setelah diberitahu sang terapis pedikur.
"Aku tidak menyadari hal itu sebelumnya, dan tidak terlalu ambil pusing. Karena saat itu aku sedang hamil, aku juga tidak bisa melakukan apa-apa," ujar Jenn Andrew, wanita tadi pada majalah People, melansir Women's Health, Jumat (27/4/2018).
Baca Juga
Hal itu terjadi pada tahun 2013. Saat itu terapis pedikur Jenn mengatakan, ada benjolan sebesar kacang polong di atas telapak kaki kanannya.
Advertisement
Namun ketika Jenn hamil anak keduanya setahun kemudian, dia menyadari, benjolan tadi sudah semakin besar. Jadi seukuran bola golf.
Setelah melahirkan, Jenn melakukan operasi pengangkatan benjolan tadi, yang kemudian dibiopsi. Hasilnya, dia ternyata memiliki tumor yang berkembang dengan pelan, dikenal sebagai myxoid sarcoma kelas rendah.
Dokter mengatakan, tumor ini bisa menyebar dan membunuhnya. "Aku syok dan seperti mati rasa, aku sepertinya hanya mendengar sepertiga dari yang dia katakan setelah itu," ujar Jenn pada TODAY.
Tak mau ambil risiko, Jenn melakukan skrining rutin pada kaki dan paru-parunya (sarkoma juga bisa menyebar ke organ ini), selama dua tahun setelahnya. Pada bulan Januari 2018, dokter menemukan tumor kembali lagi.
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Â
Operasi atau Amputasi?
Ketika tumor ditemukan kembali, dokter memberikan dua pilihan pada Jenn: dia bisa melakukan operasi pengangkatan tumor lagi yang bisa menurunkan fungsi kakinya secara drastis dan kanker masih ada kemungkinan kembali, atau dia bisa mengamputasi kakinya dari bawah lutut.
Dokter yang memeriksa Jenn berkata, "Kamu harus memikirkan anak-anakmu, dan melihat mereka menikah. Dan jika hal itu sangatlah penting bagimu, maka kamu harus megamputasi kakimu."
Jenn mengatakan pada majalah People, keputusan itu bukanlah hal yang mudah. Dia dan suaminya, Miles, menghabiskan banyak malam membicarakan hal ini. Akhirnya, Jenn memilih untuk melakukan amputasi.
"Aku melakukan hal ini karena aku mencintai kehidupan. Aku tidak mau ketinggalan. Aku memiliki anak berusia 3 dan 4 tahun yang aku cintai lebih dari kamu bisa mencintai seseorang. Dan bayangan mereka harus tumbuh besar tanpaku, membuatku patah hati," ujarnya pada People.
Jenn adalah pelatih kesehatan dan kebugaran. Dia lalu memutuskan untuk menggunakan pengalamannya ini untuk memberi pesan positif bagi orang lain.
Jenn mengunggah video di akun Facebook-nya, meminta orang-orang untuk #MoveforJenn (bergerak untuk Jenn) pada hari operasinya (12 Maret). Pesannya adalah, ujar Jenn, agar orang-orang berusaha bergerak lebih aktif karena mereka masih bisa melakukannya.
Advertisement