Liputan6.com, Jakarta Ada dua kebiasaan sehari-hari yang ternyata bisa meningkatkan risiko gangguan kelainan refraksi pada mata, yaitu kebiasaan baca yang terlalu dekat dan paparan sinar ponsel yang terus menerus.
Kelainan atau gangguan refraksi adalah kelainan pembiasan cahaya yang membuat bayangan tidak fokus tepat di retina mata. Alhasil mata atau penglihatan jadi kabur.
Baca Juga
Dan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi sebesar 42 persen merupakan penyebab paling besar dari gangguan mata di seluruh dunia.
Advertisement
Dokter Spesialis Mata dari SILC Lasik Center at Klinik Mata Cahaya Tijar, Zoraya Ariefia Feranthy, mengatakan, di banyak jurnal sudah dinyatakan bahwa sebesar 70 persen faktor refraktif seseorang bisa dipengaruhi oleh genetika (keturunan).
Sementara itu sisa 30 persen karena faktor kebiasaan. "Faktor yang paling kita tidak sadari adalah gadget dan kebiasaan baca," kata Zoraya pada sebuah kesempatan belum lama ini.
Sehingga, kebiasaan kita menggunakan penglihatan baca dekat itu sangat memengaruhi kelainan refraksi pada mata kita.
"Kalau faktor genetika, kita tidak bisa apa-apakan. Akan tetapi yang bisa kita kendalikan adalah kebiasaan baca dekat, salah satunya, lalu kemudian paparan gadget terus menerus," ujar dia.
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Ingat Rumus 20 - 20
Zoraya selalu mengingatkan para pasiennya untuk mengingat rumus 20 (menit) - 20 (detik). Setelah kita membaca buku, menggunakan ponsel, atau menatap layar komputer selama 20 menit, segera melihat sesuatu yang jauh (dengan jarak lebih dari enam meter) selama 20 detik.
"Jadi gampang. 20-20 itu untuk menjaga kelainan refraksi kita," kata Zoraya.
Namun, balik lagi, genetika atau keturunan merupakan faktor yang paling sulit diprediksi dan dikendalikan. "Itu sangat menentukan kecepatan perubahan, sekaligus berapa besar kelainan itu masih terjadi," kata Zoraya menekankan.
Advertisement