Liputan6.com, Jakarta Tulisan ini dibuat untuk menemani mereka yang masih belum berpasangan. Tulisan ini juga dibuat untuk memberi pencerahan baru untuk mereka yang sudah berpasangan.
Tulisan ini dibuat untuk mereka yang sering menerima curahan hati teman-teman mereka yang sedang kesepian. Tulisan ini dibuat untuk memahami sekelumit urusan hati yang sering tidak dipahami otak yang penuh logika.
Baca Juga
Merasa Membutuhkan Orang Lain Itu Hal Normal
Advertisement
Beberapa orang saat ini mulai meninggalkan Instagram. Salah satu alasannya adalah perasaan kosong yang dialami setelah menutup aplikasi media sosial berbasis foto itu.
Perasaan kosong itu muncul setelah lama menelusuri laman instagram yang penuh dengan foto-foto bahagia orang lain. Entah itu foto keluarga, foto pernikahan, foto teman sendiri dengan pacar, dll. Semua mencerminkan kehidupan bahagia, yang belum tentu sudah dimiliki setiap orang.
Bagi mereka yang membagi foto itu, tentu maksudnya baik. Foto itu adalah wujud berbagi kebahagiaan yang mereka rasakan pada dunia. Namun, bagi yang melihat foto tersebut, belum tentu membuat mereka merasakan kebahagiaan yang sama.
Bagi beberapa orang yang melihat foto tersebut dalam keadaan masih sendiri atau sedang merasa ‘marah’ dengan hidup, foto-foto tadi justru akan memberikan perasaan sebaliknya. Perasaan kosong, sedih, sendiri, bahkan hingga berujung pada depresi.
Banyak orang merasa lelah dengan perasaan yang ia rasakan. Ketika melihat unggahan bahagia orang lain bersama pasangan, mereka hanya bisa kembali kesepian.
Mereka merasa sangat membutuhkan orang lain. Merasa mereka ingin merasakan apa yang dirasakan orang di foto bahagia tadi.
Merasa ingin punya pasangan, hingga fenomena yang umum di Instagram adalah berkomentar di foto bahagia yang muncul. Berkomentar bahwa mereka ingin segera menikah sambil men-tag entah itu pasangan mereka sendiri atau sahabat mereka.
Saksikan juga video menarik berikut:
Curahan Hati Mereka yang Merasa Sepi
Biasanya, ketika orang-orang yang sedang merasa sepi ini curhat ke orang lain, orang lain hanya memberikan saran yang terasa seperti sebuah mesin penjawab otomatis. Mengapa? Karena jawabannya pasti sama dan selalu dirasa berat untuk dilakukan.
“Semua ada waktunya. Sabar.”
“Kamu harus beresin diri kamu sendiri dulu.”
“Kamu harus melengkapi diri sendiri dulu, baru bisa cari orang lain.”
“Hal baik memang selalu memakan waktu lama. Tunggu aja.”
Berapa banyak dari Anda yang melayani curhatan teman Anda yang sedang ingin punya pacar atau ingin menikah atau sedang merasa sendiri dengan balasan seperti itu?
Berapa banyak dari Anda yang merasa kesal ketika menerima balasan-balasan seperti di atas ketika Anda rasanya sudah ingin mati dipenggal sepi?
Berapa banyak dari Anda yang merasa jawaban-jawaban tadi benar?
Berapa banyak dari Anda yang merasa jawaban tadi hanya omong kosong, yang sudah berulang kali berusaha dilakukan namun Anda tetap berada di kondisi Anda saat ini? Merasa sepi, kosong, dan masih saja tanpa pasangan.
Harus diakui, memberi pemahaman pada mereka yang sudah akut merasakan sepi dan sendiri itu bukanlah perkara mudah. Semua hal yang dikatakan bisa saja jadi terasa salah, meski Anda merasa bahwa itu benar. Itu wajar.
Mereka sudah merasa ‘hidup tidak adil’. Anda mungkin sudah berniat baik memberi saran untuk mereka. Namun, perlu Anda ketahui jika mereka memiliki alasan menganggap semua saran Anda itu omong kosong.
Advertisement
Semua Orang Butuh Seseorang
Bukankah itu kodrat manusia sebagai makhluk sosial? Pada dasarnya, semua manusia memang membutuhkan manusia lain? Lalu, mengapa meminta orang yang sedang membutuhkan orang lain untuk harus bisa bahagia dengan dirinya sendiri?
"Ada kekuatan di balik perasaan membutuhkan orang lain. Bukan kelemahan."-Anonim
Tidak ada yang salah dengan perasaan membutuhkan orang lain. Nyatanya, manusia memang tidak diciptakan untuk hidup sendiri. Nyatanya, seseorang memang tidak bisa merasa penuh dengan sendirinya. Hati manusia terdiri dari ruang-ruang yang memang selalu meminta untuk diisi.
Terkadang, logika kita mengabaikan ruang-ruang tersebut dengan menganalogikan semuanya menjadi baik baik saja selama kita masih bisa beraktivitas untuk hidup. Padahal, mengisi ruang logika dan ruang hati sama pentingnya.
Menjadi Utuh dengan Sendirinya Itu Hal yang Hampir Tidak Mungkin
Menjadi bahagia hanya dengan dirinya sendiri itu juga bukan hal mudah.
Merasa cukup hanya dengan dirinya sendiri adalah hal yang sulit.
Dengan demikian, ketika saran Anda diangap omong kosong oleh orang yang sedang merasa sepi, merasa kesal dengan hidup yang masih membiarkannya sendirian tanpa pasangan, jangan salahkan mereka. Apa yang mereka rasakan hanya bagian dari proses mereka untuk akhirnya menerima.
Menerima bahwa semesta memang mengharuskan mereka untuk melalui masa “sendirian” untuk tahu bahagianya memiliki pasangan. Menerima bahwa ada ruang-ruang kosong yang memang harus diisi. Menerima bahwa mereka memang tidak lengkap, tidak utuh, sehingga mereka membutuhkan orang lain.
Ada bahagia yang memang bisa diciptakan sendiri. Ada bahagia yang memang baru bisa tercipta jika mewujudkannya bersama orang lain.
Yang dibutuhkan adalah perasaan menerima bahwa memang diri kita bukan sesuatu yang sempurna dan memang tidak akan bisa sempurna. Menerima bahwa memang diri setiap orang membutuhkan diri orang lain untuk bisa merasakan hidup yang lebih hidup. Menerima bahwa memang diri setiap orang tidak lengkap dengan cara dan bentuknya sendiri.
Sebuah pesan
Bagi Anda yang masih sendiri saat ini, mungkin memang berat rasanya ketika dunia saat ini dipenuhi oleh kisah bahagia orang lain. Setiap hari, kita dipaksa menyaksikan kehidupan sempurna orang lain padahal kita merasa kosong dengan hidup kita sendiri.
Satu hal, Anda tidak sendirian merasakan kesendirian ini. Ada banyak orang yang merasakan sepi yang Anda rasakan.
Mungkin suatu saat, Anda akan menemukan seseorang di persimpangan perjalanan sepi kalian. Kuncinya, merasa sesepi apapun Anda, kepercayaan bahwa suatu saat Anda tidak akan sendiri lagi harus selalu ada.
Nikmati dulu semua perih sakit sunyi ini. Hingga nanti Anda tahu dan bisa sangat menghargai bahagianya dicintai. Tidak ada yang tidak pantas untuk dicintai di dunia ini, termasuk Anda. Semua orang pantas untuk mencintai dan dicintai.
Bagi Anda yang saat ini sudah memiliki pasangan, selamat. Nikmati indahnya jatuh ke dalam sebuah lubang perasaan yang banyak menawarkan warna-warni kehidupan. Untuk sekali saja dalam hidup Anda, saat ini Anda sedang terjatuh, tetapi tidak hanya merasakan sakit sebagaimana biasanya Anda terjatuh.
Justru lewat jatuh cinta, Anda bisa menikmati sebuah kebahagiaan yang mungkin tidak ditawarkan situasi lain dalam hidup.
Jika menerima curhatan teman tentang kesendirian mereka, tegaskan bahwa apa yang mereka alami adalah hal yang normal. Seperti halnya Spiderman yang tetap butuh Mary Jane atau Superman yang tetap butuh Lois Lane. Semua manusia butuh manusia lain dan tidak pernah ada yang salah dengan itu.
Tulisan Koes Ayunda Zikrina Putri dari Pijar Psikologi untuk Liputan6.com
Advertisement