Liputan6.com, Jakarta Bayi tersenyum ketika berinteraksi pada orang lain ternyata bukan tanpa tujuan. Mereka melakukan itu untuk membuat orang lain ikut tersenyum.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam PLOS ONE melibatkan ilmuwan komputer, ahli robot, dan psikolog untuk melihat tentang hal tersebut.
Baca Juga
Dikutip dari UC San Diego News Center pada Senin (7/5/2018), bayi tersenyum dengan waktu yang sangat tepat. Seperti komedian yang membuat lelucon untuk memaksimalkan respon penonton. Namun yang membedakannya adalah bayi melakukan ini sambil tersenyum sesedikit mungkin.
Advertisement
Pendekatan ini juga merupakan yang pertama kalinya diuji. Studi ini didanai oleh National Science Foundation untuk menggunakan robot demi memahami perkembangan manusia. Percobaan ini memberikan psikolog sebuah alat, untuk mempelajari komunikasi non-verbal pada anak dan orang dewasa, seperti mereka dengan autisme.
Untuk memverifikasi temuan mereka, para peneliti memprogram robot balita untuk berperilaku sesuai apa yang mereka pelajari. Benda ini berinteraksi dengan para mahasiswa. Mereka memperoleh hasil yang sama.
Robot itu meminta mahasiswa tersenyum sebanyak mungkin, sambil memberikan senyum sesedikit mungkin.
"Jika Anda pernah berinteraksi dengan bayi, ada kecurigaan bahwa mereka melakukan sesuatu ketika mereka tersenyum. Mereka tidak hanya melakukan itu secara acak," kata Javier Movellan, ilmuwan di Machine Perception Laboratory di University of California, San Diego, dan salah satu penulis studi tersebut.
Simak juga video menarik berikut ini:
Â
Bayi Memiliki Tujuan
Para peneliti sendiri menggunakan data dari studi sebelumnya, yang melihat interaksi tatap muka dari 13 pasang ibu dan bayi di bawah usia empat bulan.
"Kami pikir bayi-bayi itu tidak memiliki tujuan atau hanya saling tersenyum," kata Paul Ruvolo, seorang profesor di Olin College of Engineering dan alumnus Jacobs School of Engineering di UC San Diego.
"Apa yang membuat penelitan kami unik adalah, pendekatan untuk mempelajari interaksi bayi dan orangtua sebelumnya pada dasarnya menggambarkan pola," kata rekan penulis studi Dan Messinger dari University of Miami.
"Tapi kita tidak bisa mengatakan apa yang ibu dan bayi coba dapatkan dalam interaksi. Di sini, kita menemukan bahwa bayi memiliki tujuan mereka sendiri dalam interaksi bahkan sebelum usia empat bulan," tambahnya.
Advertisement