Liputan6.com, Depok, Jawa Barat Cukup modal diskon alias modis, Amalia Viyata (42) mampu mengoleksi ribuan mainan anak. Perburuan Amel mengumpulkan mainan memakan waktu bertahun-tahun. Ia memeroleh mainan dengan koleksi berkualitas di berbagai pameran mainan, misalnya, Toys Fair juga Toys Kids.
Baca Juga
Advertisement
Di pameran mainan, Amel juga punya trik membeli mainan. Meski mainan yang tersedia lucu-lucu, ia harus memilih dengan tepat apa yang hendak dibeli.
"Kalau beli di pameran kan banyak diskon tuh. Lebih murah mainannya. Ke pameran sih enggak borong mainan banyak. Tergantung duitnya (uang) yang dibawa juga. Tiap kali ke pameran sebenarnya belum merencanakan apapun buat beli. Paling pertama aku lakukan itu muter-muter (berkeliling melihat mainan yang ada). Sambil lihat-lihat jadi tahu, oh mainan ini, mainan itu sudah banyak di luar (tersedia di pasaran). Jadi, enggak usah beli," tawa Amel.
Mainan yang dibeli Amel adalah mainan yang langka dan sulit diperoleh di pasaran. Mainan Cars sudah dimiliknya di rumah, ia pun membeli seri Cars yang belum dipunya. Saat asyik berburu mainan di pameran, Amel memerhatikan beberapa pengunjung. Ada pengunjung yang memegang erat mainan seakan tak ada boleh siapapun yang mengambil.
"Itu pastinya kalau dia koleksi, ya," lanjut Amel, yang ditemani anaknya, Davin juga sang suami ketika ke pameran mainan.
Koleksi mainan Amel, sapaan akrabnya seluruhnya asli. Saat Health Liputan6.com bertandang ke rumah Amel di bilangan Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat terasa seperti masuk ke rumah penuh mainan. Lemari kaca, yang berada di ruang tamu penuh dengan botol minuman Star Wars; action figure Ultraman, Naruto, Avengers; juga jam tangan Hello Kitty.
Tak ketinggalan, Cars versi 1, 2, 3 dan Thomas and Friends memenuhi kamar tidur Amel. Hobi koleksi mainan sudah digelutinya sejak 2006. Pada waktu itu, ia pertama kali koleksi mainan anak hadiah dari Mc.Donald's dan Kentucky Fried Chicken (KFC).
Simak video menarik berikut ini:
Didukung suami
Hobi koleksi mainan Amel juga didukung suami tercinta. Sang suami hanya berpesan agar, "Jjangan banyak-banyak beli mainannya, Ma," lanjut Amel. Ia mengoleksi mainan juga berkat Davin, yang senang mainan. Sebenarnya, suami Amel juga senang mainan.
"Suami juga suka mainan. Tapi dia sukanya McLaren (motor), Formula 1, Liverpool, dan Vespa. Suka titip minta dibeliin kalau ada mainan itu," tambahnya.
Ribuan mainan juga disimpan rapi di kamar tidur Davin, yang berada di lantai dua. Sebuah lemari pakaian tak hanya untuk pakaian saja. Ada bagian lemari berkaca, yang penuh dengan mainan serba mini, seperti Thomas and Friends, Cars, Lego, dan action figure Avengers. Mainan mini yang dikumpulkan juga memerlukan upaya keras.
"Ngumpulin Thomas mini ini dari sebuah toko swalayan. Butuh ketelitian buat beli, soalnya kita tidak tahu, model mainan di dalamnya. Mainannya kan dibungkus (dalam kemasan). Tidak terlihat dari luar mainannya. Yang harus diperhatikan nomor seri mainan yang tertera pada bungkus. Diam-diam lihat nomor serinya. Karena nomor serinya tertutup label harga, mau enggak mau diintip dulu. Kadang kalau ketahuan, dimarahi sama Mbak penjaga tokonya," papar Amel sambil menunjukkan bungkus mainan.
Rupanya bungkus mainan Thomas and Friends mini juga dikumpulkan Amel. Bungkus mainan rapi tersimpan di laci kamar Davin. Jika tidak melihat nomor seri mainan, kita dapat mainan yang sama. Hal itu dianggap merugikan karena mendapat mainan sama, yang sudah dimiliki.
Di kamar tidur Davin juga berjejer B-Daman. Mainan produksi Jepang ini berjenis mainan tembakan. Ada sebuah lubang kecil di dada B-Daman, tempat benda bulat mirip kelereng. Cara memainkannya dengan ditembak. Kelereng akan meluncur keluar dari lubang kecil.
"Iya, ngumpulin B-Daman juga dari Davin kelas 2 SD pada tahun 2012. Davin sampai ikut turnamen B-Daman di Lotte Shopping Avenue beberapa tahun lalu, tapi kalah sih. Waktu itu baru punya B-Daman warna biru. Karena bentuknya lucu dan keren, beli lagi deh model B-Daman lainnya," ucap Amel sambil menunjukkan B-Daman warna biru.
Advertisement
Koleksi Hello Kitty
Yang paling mencolok, di atas lemari pakaian terlihat figur Hello Kitty dari Tomica Jepang. Figur Hello Kitty tersimpan rapi dalam rak berbahan akrilik--semacam plastik yang menyerupai kaca, namun punya sifat yang membuatnya lebih unggul daripada kaca. Rak akrilik lebih banyak diperoleh dengan cara dipesan.
"Kalau akrilik harus dipesan sendiri. Enggak banyak yang jual. Ada sih, paling untuk mainan Cars. Selebihnya, kita harus pesan. Ukuran akrilik disesuaikan dengan model mainan. Jadi, tiap jenis mainan, akriliknya berbeda ukuran," tambah wanita kelahiran kelahiran 15 Agustus 1976 ini.
Hello Kitty diperoleh Amel dari mainan hadiah McD. Ia juga kerap memesan Hello Kitty dengan salah satu penjual langganannya. Penjual mainan yang bersangkutan kerap bolak-balik Jepang-Indonesia untuk membeli beberapa mainan Jepang, termasuk figur Hello Kitty. Selain Hello Kitty, ada figur Baymax Big Hero 6 dan Bumblebee (Transformers). Bumblebee dalam bentuk mobil bisa berubah jadi robot.
"Itu (Bumblebee) harganya paling mahal, Rp1,5 juta. Kalau mainan lain enggak terlalu mahal. Sampai punya pedang Star Wars juga. Pedangnya suka dimainan Davin sama teman-temannya," lanjut Amel.
Mainan yang berada di atas lemari tidak bisa diambil. Untuk mengambilnya harus pakai tangga. Kalau pakai kursi kecil, takut tidak kuat dan bisa jatuh.
Untuk harga mainan tergantung model. Kalau modelnya terlihat rumit dan langka, harganya bisa Rp200.000 ke atas. Yang murah itu di bawah Rp100.000. Mainan yang dibeli Amel untuk Davin biasanya di bawah Rp500.000. Harga mainan di atas Rp500.000, ayah Davin yang beli.
Masih fokus mengoleksi
Selama bertahun-tahun, Amel mengoleksi mainan. Kini, mainannya sudah mencapai ribuan. Saking banyaknnya mainan, ia tidak menghitung jumlah pastinya berapa. Ketika ditanya, apakah ada rencana menjual mainan koleksinya, Amel menjawab sambil termangu sejenak.
"Ya, ingin sih dijual, tapi masih sayang. Sayang, sudah berusaha ngumpulin. Entah kapan kali ya buat dijual, sekarang masih pengen ngumpulin," ungkap Amel, yang aktif bergabung di beberapa grup koleksi dan pecinta mainan di Facebook.
Mainan yang dibeli Amel langsung ditaruh di rak akrilik atau lemari kaca. Ia pun menegaskan, mainan yang dibeli jarang dimainkan. Cukup dipandang saja. Pernah juga ada kejadian, Cars dimainkan oleh teman-teman Davin waktu SD. Seluruh Cars dikeluarkan dari rak akrilik dan tidak ditaruh lagi.
Meski punya ribuan mainan, Amel rupanya tidak mengunggah foto-foto mainan di akun media sosialnya. Takut dikira sombong dan pamer, ujarnya. Ia hanya mengambil foto dan disimpan di ponsel saja, tidak dibagikan (share) ke media sosial.
Sebelum menutup perbincangan dengan Amel, ia sempat menceritakan kisah seru saat membeli mainan.
"Ada sekotak Cars, tertera 35 dengan pangkat 5 di atasnya. Kata penjualnya, Rp35.000, aku mau beli kan. Lumayan murah banget. Aku minta kotaknya. Karena kotaknya enggak ada, dia cariin. Eh, tiba-tiba bosnya datang. Ternyata harganya itu Rp350.000. Penjualnya salah lihat. Aku batal beli. Kalau beli, aku tunggu diskon dulu. Diskon bisa ada karena mainan dari distributor, yang didatangkan banyak," Amel menjelaskan.
Hingga sekarang, Amel masih berburu Hello Kitty. Ada beberapa model Hello Kitty terbaru, yang belum dikoleksinya.
Advertisement