Liputan6.com, Jakarta Penyanyi asal Kanada, Shawn Mendes, membawakan salah satu single dari album ketiganya yang akan dirilis pada Mei 2018 berjudul "In My Blood" dalam acara Met Gala 2018. Lagu tersebut ternyata merupakan curhat dirinya yang mengalami gangguan kecemasan.
Melansir Mirror, lagu tersebut merupakan cerita dari siksaan batin yang dia alami.
Baca Juga
Saya membuat kesadaran untuk lebih terhubung dengan orang-orang dalam hidup. Saya merasa menutup diri dari semua orang dan berpikir itu akan membantu saya melawan gangguan tersebut. Kemudian, saya sadar satu-satunya cara untuk bertarung adalah membuka diri pada orang lain dan membiarkan mereka masuk," ujar Mendes, seperti dikutip dari Mirror pada Rabu (9/5/2018).
Advertisement
Dilansir dari The sun, ini merupakan pertama kalinya dia memasukkan kisah perjuangannya dalam musik karyanya. Dia berharap hal itu akan mendorong orang lain untuk terbuka tentang masalah mereka.
"Apa yang harus saya lakukan sekarang adalah bersikap jujur kepada diri sendiri dan jujur tentang apa yang saya bicarakan," ujar penyanyi berusia 19 tahun itu.
Simak juga video menarik berikut ini:
Semakin Berat Saat Tenar
Pelantun "Stitches" itu mengatakan, telah melewati masa-masa gelap dengan kondisinya di usianya yang sangat muda. Dia juga telah menemui terapis untuk mengatasi masalah mentalnya.
Pertarungan Shawn dengan masalah kecemasannya meningkat seiring dengan ketenarannya. Sebanyak 30 juta pengikutnya di Instagram dan 19 juta pengikut di Twitter membawanya pada tekanan yang lebih besar.
"Semua rasa sakit itu berlangsung sementara, masalahnya adalah pada kecemasan. Mengapa itu menjadi sulit dimengerti oleh orang lain adalah, karena itu terjadi sangat acak dan pada saat yang tidak diharapkan," kata Mendes.
Advertisement
Pentingnya Keluarga dan Teman
Penyanyi "Treat You Better" itu mengatakan betapa pentingnya keluarga dan teman bagi mereka yang mengalami gangguan mental.
"Orang-orang lupa betapa pentingnya bicara dengan keluarga dan teman-teman tentang apa yang terjadi dalam hidup. Semakin banyak kamu memberi tahu orang bagaimana perasaanmu, makin kamu paham akan perasaan itu dan makin besar Kamu mengendalikan emosi," ujarnya.
"Saya memiliki tim yang luar biasa di sekelilingku. Orang-orang yang menjalani tur bersama teman-teman dan keluarga. Saya merasa sangat dekat dan jika kamu berada satu ruangan bersamaku, teman, dan keluargaku, tidak ada yang merasakan bahwa saya ini terkenal, dan itu tidak jadi masalah," ujarnya menambahkan.